Suara.com - Donasi buku untuk mendukung pendidikan, itu sudah biasa. Tapi donasi buku untuk lawan terorisme? Inilah cara unik yang dilakukan PT Pos Indonesia, yaitu mengajak masyarakat untuk mendonasikan buku bacaan bermutu yang mengusung pentingnya toleransi ke berbagai taman baca yang tersebar di seluruh Indonesia tanpa memungut biaya pengiriman alias gratis.
Bertepatan dengan Hari Buku Nasional, PT Pos Indonesia meluncurkan 'Gerakan Literasi untuk Toleransi'. Selain itu, tanggal 17 Mei ini juga dilakukan pengukuhan program Donasi Buku untuk Masyarakat melalui Kantor Pos yang sudah berjalan selama satu tahun.
Noer Fajrieansyah, Direktur Hubungan Strategis dan Kelembagaan PT Pos Indonesia, mencatat bahwa selama setahun pihaknya telah berhasil mendistribusikan 160.463 kilogram buku ke taman bacaan yang ada di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Misteri Naiknya Emisi di Lubang Ozon
"Pengiriman tertinggi berasal dari Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur, dengan daerah tujuan yang paling banyak adalah Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat," ujar Noer pada temu media di Kantor Pos Indonesia, Kamis (17/5/2018).
Program Donasi Buku gratis dilakukan setiap tanggal 17 setiap bulannya, dan akan terus berlanjut. Masyarakat yang ingin turut berkontribusi mencerdaskan bangsa, bisa mendatangi kantor pos di seluruh Indonesia dan mengunjungi loket pos untuk memberikan paket buku yang akan didonasikan.
"Untuk memastikan buku yang dikirimkan berkualitas, kami telah menyusun strategi baru, yaitu dengan mengimbau pengirim donasi buku menggunakan sampul bening sehingga dapat terawasi," ujar Noer.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menyambut baik gerakan yang diinisasi PT Pos Indonesia ini. Ia mengimbau buku-buku dengan konten toleransi lebih diutamakan agar anak-anak Indonesia bisa menghormati perbedaan dan hidup rukun tanpa memandang suku bangsa, agama, dan ras.
"Pesan saya, harus ada tim skrining untuk melihat isi buku. Jangan sampai ada pihak-pihak yang menyalahgunakan dengan memberi buku intoleran. Harus dihitung juga sasarannya. Jangan sampai salah sasaran. Buku dewasa, ya, untuk orang dewasa, dan buku anak-anak untuk anak anak. PT Pos Indonesia harus mengatur strategi agar tepat sasaran," tandasnya.
Baca Juga: Ini Deretan Risiko Kesehatan dari Implan Payudara