Suhad, Kemenangan Aliansi Islam dan Komunis di Pemilu Irak

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 17 Mei 2018 | 13:51 WIB
Suhad, Kemenangan Aliansi Islam dan Komunis di Pemilu Irak
Suhad al Khateeb, anggota Partai Komunis Irak yang menjadi perempuan pertama sebagai anggota parlemen. Koalisi gerakan Islam Syiah Sadrist dan Partai Komunis memenangkan Pemilu Irak. [Middle East Eye]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rakyat Irak benar-benar membuktikan diri dalam pemungutan suara pemilihan umum, bahwa mereka ingin mendobrak tatanan politik lama yang dinilai melanggengkan praktik korupsi dan inkompetensi pejabat.

Pemenang terbesar dalam pemilu yang digelar pada Sabtu (13/5) akhir pekan lalu adalah gerakan boikot.

Itu dibuktikan hanya 44,5 persen warga—yang memenuhi persayaratan sebagai pemilih—ikut serta menggunakan hak suara.

Namun, mayoritas warga yang menggunakan hak suaranya juga tak lagi memilih partai maupun calon-calon pejabat lama.

Baca Juga: Duh! ISIS Tebar Ancaman di Piala Dunia, Sasar Ronaldo dan Messi

Mereka, seperti diberitakan laman berita berbahasa Prancis, Middle East Eye, Rabu (16/5/2018), memberikan suara dukungan untuk Aliansi Sairoun.

Aliansi Sairoun adalah koalisi antara pendukung ulama Islam Syiah Muqtada al-Sadr dan Partai Komunis Irak, serta Partai Republik Irak.

Koalisi antara gerakan Sadrist yang ultakonservatif dan kental bernuansa religius dengan PKI yang ultrasekuler, tampak membingungkan bagi banyak analis.

Namun, persatuan Islam-Komunis tersebut dinilai telah menciptakan sintesis yang berhasil.

Salah satu tokoh yang dianggap paling tepat melambangkan gerakan politik baru itu adalah seorang perempuan bernama Suhad al Khateeb.

Baca Juga: Pelibatan TNI Basmi Teroris Diminta Tunggu Revisi UU Terorisme

Suhad adalah komunis tulen yang memenangkan kursi parlemen. Uniknya, ia memenangkan pertarungan memperebutkan parlemen tersebut berkat jasa warga pemilih di kota Najaf.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI