Imam Besar Istiqlal: Mematikan Orang Itu Bukan Jihad

Kamis, 17 Mei 2018 | 04:18 WIB
Imam Besar Istiqlal: Mematikan Orang Itu Bukan Jihad
Presiden Joko Widodo salat Isya dan Tarawih hari pertama bulan Ramadan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (16/5/2018) malam. [Suara.com/Dwi Bowo Rahardjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menuturkan pengertian jihad yang paling tepat adalah mampu menahan diri sendiri. Di bulan Ramadan, ia mencontohkannya dengan melawan hawa nafsu dan makanan.

"Kata Rasullullah jihad paling kuat adalah melawan diri sendiri. Melawan makanan, jihad itu untuk menghidupkan orang bukan mematikan orang," ujar Nasaruddin saat mengisi ceramah perdana di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (16/5/2018) malam.

Ia menegaskan, pengertian jihad yang kerap digunakan teroris selama ini salah. Sebab, teroris kerap menggunakan istilah tersebut untuk membunuh orang, melakukan aksi teror di tanah air dengan cara melakukan bom bunuh diri.

"Kalau ada yang mematikan orang itu jauh dari pengertian jihad itu sendiri. Mari kita jihad mengendalikan pikiran, dan semuanya," kata Nasaruddin.

Nasaruddin mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah di bulan Ramadan.

"Mari kita menegakkan nilai-nilai positif di bulan Ramadan ini," kata dia.

Untuk diketahui, baru-baru ini sejumlah daerah di Indonesia diteror bom.

Pada Minggu (13/5/2018) pekan lalu, terjadi ledakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh satu keluarga di tiga Gereja di Surabaya, Jawa Timur. Kemudian malam harinya bom kembali meledak di Rusun Wonocolo, Taman, Sidoarjo.

Rabu (16/5/2018) pagi kemarin serangan yang dilakukan terduga teroris terjadi di Polda Riau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI