Suara.com - Tak peduli luka akibat terkena serpihan bom di tangan kirinya masih terasa perih, Weny terus berupaya mendandani dua buah hatinya. Sang ibu ingin, kedua putranya itu terlihat tampan sebelum dikebumikan.
Vincentius Evan (11) dan sang adik, Nathanael (8), meninggal dunia terkena serpihan bom bunuh diri teroris di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya Utara, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5) akhir pekan lalu.
Selasa (15/5/2018), jenazah Evan dan Nathan disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa Surabaya. Banyak orang yang datang untuk menunjukkan duka cita, meski tak mengenal keduanya.
Weny sebenarnya belum dibolehkan keluar dari rumah sakit karena luka yang dideritanya. Tapi ia melawan. Ia ingin mendandani kedua putranya dan untuk kali terakhir melihat wajah mereka sebelum dimasukkan peti mati.
Baca Juga: Kopassus Bergerak Bantu Densus 88 Berantas Teroris
Sembari menangis di kursi roda, tangan kanan Weny mencoba untuk meraih wajah putra sulungnya. Ia lantas merapikan rambut Evan.
Setelahnya, ia menghampiri Nathan yang terbujur kaki. Sama, Weny juga merapikan rambut putra bungsunya.
"Biar terlihat ganteng nak," ujarnya sambil tetap menangis dan merapikan rambut kedua buah hatinya yang sudah terbujur kaku.
Weny hanya diberi waktu 4 jam oleh dokter untuk menjenguk kedua putranya di persemayaman Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya.
Selanjutnya Weny harus segera kembali ke rumah sakit untuk menjalani perawatan lebih intensif.
Baca Juga: Bupati Bengkulu Selatan, Istri dan Keponakan Jadi Tersangka Suap