Suara.com - PDI Perjuangan terkejut dengan aksi pasangan Cagub dan Cawagub Jawa Barat, nomor urut tiga, Sudrajat dan Ahmad Syaikhu saat bemberi pernyataan penutup usai debat kandidat di Universitas Indonesia, Senin (14/5/2018) malam
Sudrajat-Syaikhu membentangkan kaus bertulis #2019GantiPresiden. Aksi pasangan calon yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS itu membuat ricuh penonton yang hadir di studio.
Menurut Ketua DPP PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, apa yang dilakukan oleh Sudrajat - Syaikhu itu blunder. Sebab menyalahi kepatutan dari penyelenggaraan Pemilu.
"Kami juga terkejut semalam kenapa kok bisa pasangan ini bisa blunder sedemikian rupa, atau melakukan rekayasa provokatif-agitatif yang menyalahi kepatutan dan keadaban publik," kata Hendrawan di DPR, Jakarta, Selasa (15/5/2017).
Hendrawan menegaskan, mestinya Sudrajat - Syaikhu tahu bahwa saat itu mereka sedang berdebat sebagai kandidat Gubernur - Wakil Gubernur.
"Ini forum Pilkada, bukan kampanye Pilpres. Sayang bila forum berharga seperti itu harus dibalut tindakan yang konyol," ujar Hendrawan.
Padahal, lanjutnya, di Pilkada Jawa Timur, Gerindra dan PKS sama-sama mendukung kandidat yang diusung oleh PDIP dan PKB, Saifullah Yusuf dan Puti Guntur Soekarno.
Hendrawan pun mempertanyakan kembali sikap Gerindra dan PKS di Jawa Timur, jika pasangan yang mereka dukung menang.
"Apakah ini berarti di Jatim nanti kalau paslon kami menang, terus otomatis mengusung tema ganti presiden. Ini absurd, aneh dan ganjil. Tidak logis," tutur Hendrawan.
Hendrawan mengaku prihatin akan proses seleksi kandidat di kedua partai pengusung Sudrajat - Syaikhu jika ternyata gampang berbuat blunder seperti itu.
"Kalau calon buat blunder demikian, kita jadi prihatin atas proses seleksi calon-calon yang ada selama ini. Menyadari kemungkinan itu, kami membuka Sekolah Calon Kepala Daerah, Sekolah Partai, agar yang dihasilkan bukan kader karbitan," kata Hendrawan.