Kemenag Pastikan Potongan Video Ramadan 17 Mei Tidak Resmi

Selasa, 15 Mei 2018 | 18:49 WIB
Kemenag Pastikan Potongan Video Ramadan 17 Mei Tidak Resmi
Gedung Kementerian Agama di Kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/3/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beredar viral di media sosial potongan rekaman sambutan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Video berdurasi sekitar 14 detik tersebut berisi penetapan awal 1 Ramadan 1439 Hijriah atau 2018 Masehi yang disebut jatuh pada Kamis, 17 Mei 2018.

Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Setjen Kementerian Agama, Mastuki, memastikan bahwa potongan video itu tidak resmi dari Kementerian Agama.

“Potongan sambutan itu informasi yang tidak resmi, dan viralnya juga tidak bersumber dari Kementerian Agama. Karenanya, potongan itu juga bukan merupakan pengumuman kapan 1 Ramadan atau awal puasa,” tegas Mastuki di Jakarta, Selasa (15/5/2018).

“Kami sudah melakukan penelusuran dan sudah menemukan pelaku yang mengunggah video tersebut di media sosial. Dan yang bersangkutan kami minta pertanggungjawabannya,” lanjutnya.

Menurut Mastuki, video singkat tersebut merupakan potongan salah satu versi rekaman sambutan Menag yang disiapkan untuk tayang di salah satu TV nasional usai pelaksanaan sidang isbat.

Selama ini menurutnya, menjadi tradisi Kementerian Agama untuk menyiapkan rekaman sambutan dalam dua versi. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi semua kemungkinan terkait hasil sidang isbat, apakah sore ini hilal terlihat sehingga Ramadan 1439 H dimulai 16 Mei 2018, atau hilal tidak terlihat sehingga Sya'ban digenapkan 30 hari dan Ramadan 1439 H dimulai 17 Mei 2018.

Sidang isbat sendiri sudah berlangsung Selasa (15/5) sore ini di Gedung Kementerian Agama, Jl. MH Thamrin No 6, Jakarta. Menjelang sidang itu, kepastian penetapan 1 Ramadan 1439 H masih harus menunggu laporan petugas yang melakukan ru'yatul hilal (pengamatan bulan) di berbagai daerah di Indonesia.

“Sidang isbat akan menunggu laporan ru'yatul hilal dari para petugas. Selanjutnya, seluruh peserta sidang yang terdiri dari para pakar astronom, utusan dari ormas-ormas Islam, dan undangan lainnya, akan bermusyawarah untuk menetapkan kapan 1 Ramadan 1439 H,” tandasnya.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, sidang isbat sendiri berlangsung tertutup. Usai sidang isbat, lanjut Mastuki, Menteri Agama lantas akan memberikan keterangan pers resmi terkait penetapan awal Ramadan 1439 H.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI