Suara.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, dua keluarga yang meledakkan tiga gereja dan Mapolrestabes Surabaya, pada Minggu (13/5) dan Senin (15/5), menggunakan bom jenis ”mother of satan” alias ”Ibu Setan”.
Ia menjelaskan, bom tersebut khas dipakai sel teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Kelompok JAD Surabaya ini mengebom dengan tri aceton tri proxid. Bahan peledak ini sangat dikenal di kelompok ISIS yang didapat dengan bahan yang gampang diperoleh dan diramu,” tuturnya.
Ia menjelaskan, bom tersebut dikenal di kalangan teroris karena daya ledaknya tinggi dan sangat sensitif.
Baca Juga: Tepikan Teror Bom, Menpora: Persija vs Home United Harus Jalan
"Bahan tri aceton tri proxide yang dikenal di kelompok ISIS, Suriah, Irak dan disebut 'the mother of satan', karena daya ledaknya tinggi dan sangat sensitif," tuturnya.
Sebelumnya, Tito menuturkan pelaku teror, baik di tiga gereja di Surabaya dan Rusunawa Wonocolo di Taman, Sidoarjo, masih satu jaringan.
"Kami sudah mengidentifikasi kelompoknya yaitu JAD. Sudah saya sampaikan kemungkinan motifnya terkait dengan serangan ini, karena ada instruksi dari ISIS yang mendesak dan memerintahkan sel-sel lainnya," ujarnya seperti diberitakan Antara.
Setelah terjadi aksi di tiga gereja, ada aksi di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Setelah polisi mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), ternyata itu ledakan yang terjadi karena kecelakaan sendiri.
"Anton Ferdiantono (pelaku) itu teman dekat Dita Oeprianto pelaku bunuh diri jalan Arjuno. Mereka aktif berhubungan pernah juga berkunjung ke Lapas Tulungagung tahun 2016," ungkapnya.
Baca Juga: Yusril Sebut Dakwaan Jaksa KPK Terkait Kasus SKL BLBI Prematur
Tito menjelaskan, kelompok ini melakukan aksi setelah terjadi kerusuhan di Mako Brimob Depok beberapa waktu lalu. Selain itu, aksi dilakukan karena pemimpinnya, Aman Abdurahman ditangkap polisi.