Balas Dendam, Motif 2 Keluarga Lakukan Bom Bunuh Diri di Surabaya

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 14 Mei 2018 | 19:34 WIB
Balas Dendam, Motif 2 Keluarga Lakukan Bom Bunuh Diri di Surabaya
Sejumlah sepeda motor terbakar sesaat setelah terjadi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyatakan pelaku teror, baik di tiga gereja di Surabaya dan Rusunawa Wonocolo di Taman, Sidoarjo, masih satu jaringan.

Kapolri Tito di Mapolda Jatim di Surabaya, Senin (14/5/2018), mengatakan, dari tim Polri, terutama Polda Jatim yang dibantu tim Mabes Polrim telah melakukan investigasi untuk mengidentifikasi pelaku.

"Kami sudah mengidentifikasi kelompoknya yaitu Jamaah Ansharud Daulah (JAD). Sudah saya sampaikan kemungkinan motifnya terkait dengan serangan ini, karena ada instruksi dari ISIS yang mendesak dan memerintahkan sel-sel lainnya," ujarnya seperti diberitakan Antara.

Setelah terjadi aksi di tiga gereja, ada aksi di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Setelah polisi mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) ternyata itu ledakan yang terjadi karena kecelakaan sendiri.

Baca Juga: Menhan Dukung Jokowi Terbitkan Perppu Antiterorisme

"Anton Ferdiantono (pelaku) itu teman dekat Dita Oeprianto pelaku bunuh diri jalan Arjuno. Mereka aktif berhubungan pernah juga berkunjung ke Lapas Tulungagung tahun 2016," ungkapnya.

Tito menjelaskan, kelompok ini melakukan aksi setelah terjadi kerusuhan di Mako Brimob Depok beberapa waktu lalu. Selain itu, aksi dilakukan karena pemimpinnya, Aman Abdurahman ditangkap polisi.

"Kerusuhan di mako tidak sekadar kerusuhan makanan yang tidak boleh masuk. Tapi karena ada upaya untuk melakukan pembalasan, kemudian untuk di Jatim sendiri itu kelompok JAD Cabang Surabaya," tuturnya.

Terduga teroris Anton adalah kepala keluarga di kamar nomor 2 Blok B lantai 5, rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Wonoloco, Sidoarjo, Jawa Timur. Dari data KTP dan akta nikah, Anton tercatat warga Manukan Kulon Blok 19 H/19 Tandes, Surabaya.

Ledakan di Rusunawa itu memakan korban meninggal di kamar bersama ada tiga orang yang saat ini masih belum dievakuasi. Mereka adalah Anton, Istri dan satu anaknya.

Baca Juga: Korban Tewas Bom 3 Gereja Surabaya Bertambah Jadi 18 Orang

Suasana di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo masih mencekam. Tim Densus 88 bersenjata lengkap. (Suara.com/Achmad Ali)

Foto: Suasana di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo masih mencekam. Tim Densus 88 bersenjata lengkap. (Suara.com/Achmad Ali)

Sedangkan Dita Oeprianto (47) dan istrinya, Puji Kuswati, mengajak serta keempat anaknya untuk melakukan bom bunuh diri.

Alhasil, Dita, Puji, dan empat anaknya tewas dalam aksi bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya.

Dita melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat, Surabaya. Puji bersama FS dan PR membom Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro, Surabaya.

Sedang dua anak lelaki mereka disuruh mengebom Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya.

Sampai Senin sore, korban tewas dalam insiden tersebut bertambah menjadi 18 orang tewas dan 41 orang menderita luka-luka.

Seorang petugas Penjinak Bom (Jibom) melakukan identifikasi di lokasi ledakan yang terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/kye/18]

Foto: Seorang petugas Penjinak Bom (Jibom) melakukan identifikasi di lokasi ledakan yang terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). [ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/kye/18]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI