Terduga Teroris Dibekuk di Malang, Istrinya Lebih Dulu Ditangkap

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 14 Mei 2018 | 19:13 WIB
Terduga Teroris Dibekuk di Malang, Istrinya Lebih Dulu Ditangkap
Tampak garis polisi dipasang di depan rumah tersangka yang terduga tersangka teroris. [Imadudin/TIMES Indonesia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Densus 88 Polda Jawa Timur menggrebek rumah terduga teroris yang berlokasi di Jalan Kapi Sraba 11 Blok 10 H Perum Sawojajar 2, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (14/5/2018).

"Polres yang ada di Malang hanya membantu. Densus 88 yang bergerak," kata salah seorang polisi di sela-sela penggerebekan kepada Antara.

Rumah yang digerebek itu ditempati pasangan Arifin (50) dan Siti Rohaida (49). Keduanya adalah warga pendatang.

Namun, keduanya sudah cukup lama menempati rumah tersebut, yakni sekitar 14 tahun. Hanya, pasangan tersebut sangat jarang bersosialisasi, bahkan terkesan tertutup.

Baca Juga: Bangga, Indonesia Jadi Pusat Riset Vaksin OKI

Wakapolres Malang Kompol Decky Hermansyah mengatakan petugas membawa buku dari rumah Arifin. "Buku yang dibawa," ucapnya.

Seusai penggeledahan, Arifin langsung dinaikkan mobil Kijang milik Brimob. Polisi memasukkan Arifin ke mobil tanpa tangan diborgol.

Wati, tetangga, Ida sudah lebih dulu tertangkap di Surabaya, Minggu (13/5) malam.

"Ini tadi polisi datang mulai pukul 12.30 WIB awalnya cuma dua orang tapi terus berdatangan polisi-polisinya," ujarnya.

Hingga kini, Densus 88 Polda Jatim dibantu Polres Malang Kota dan Polres Malang masih melakukan penggeledahan.

Baca Juga: Rupanya, Ini Alasan Tio Pakusadewo Pakai Narkoba

Jalan dua arah di perumahan itu ditutup dengan garis polisi dan warga dilarang mendekat hingga radius sekitar 25 meter lebih dari rumah terduga teroris.

Polisi juga mengerahkan anjing pelacak di lokasi. Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari polisi terkait penggerebekan tersebut.

Penggerebekan yang dilakukan Densus 88 ini diduga berkaitan dengan jaringan teroris bom Surabaya yang melibatkan dua keluarga dengan motif balas dendam.

Seperti pada bom di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo yang ditengarai didalangi oleh Anton Ferdiantono dan keluarga yang memakan korban tiga orang dan aksi teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, oleh Dita Oeprianto dan istrinya, Puji Kuswati, mengajak serta keempat anaknya.

Dita melakukan aksi bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat, Surabaya. Puji bersama FS dan PR membom Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro, Surabaya. Sedang dua anak lelaki mereka disuruh mengebom Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya.

Sampai Senin sore, korban tewas dalam insiden tersebut bertambah menjadi 18 orang tewas dan 41 orang menderita luka-luka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI