Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko membantah anggapan bahwa pemerintah telah kecolongan atas terjadinya kembali bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya pagi tadi.
Moeldoko mengatakan, aparat keamanan telah menjalankan tugas sesuai dengan prosedur. Ia justru melihat adanya reaksi cepat dari para anggota pasca kejadian tersebut.
"Prosedur telah dijalankan. Hanya pada saat orang naik motor ya kita tidak bisa cek itu di situasi itu, kan begitu cepat di jalan. Orang naik motor tahu-tahu begitu mendekat meledak. Ini memang tidak mudah bagi mereka yang menggunakan motor ataupun mobil, itu persoalannya," kata Moeldoko saat ditemui di Menara 165, Jalan TB. Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (14/5/2018).
Moeldoko memaparkan, aparat kepolisian selalu dalam kondisi waspada. Akan tetapi, modus yang dilakukan oleh para teroris tersebut terus berkembang sehingga menyulitkan langkah anggota kepolisian untuk mencegah terjadinya aksi terorisme.
Baca Juga: Teror Bom Surabaya, Anies Minta Warga Laporkan Benda Mencurigakan
"Intinya semuanya sudah aware, sudah waspada dengan situasi yang terjadi saat ini. Tapi modus-modus yang mereka (teroris) kembangkan itulah yang membatasi mereka (polisi). Langkah preventif jadi tidak bisa berjalan baik, karena modus yang mereka jalankan itulah," paparnya.
Oleh karena itu, Moeldoko menekankan, aparat kepolisian selalu fokus terutama pada saat penangganan pasca kejadian bom bunuh diri itu terjadi.
"Saya pikir yang paling penting adalah bagaimana menghadapi situasi ya. Perintah Presiden sudah jelas, bagaimana perintah yang disampaikan oleh Kapolri bisa dijalankan dengan baik yang pada akhirnya bisa memberikan rasa keamanan dan nyaman bagi masyarakat," pungkasnya.