DPD: Gunakan Anak-anak Jadi Pengantin Bom Kejahatan Paling Biadab

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Senin, 14 Mei 2018 | 12:33 WIB
DPD: Gunakan Anak-anak Jadi Pengantin Bom Kejahatan Paling Biadab
Sejumlah sepeda motor terbakar sesaat setelah terjadi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). Ledakan terjadi di tiga lokasi di Surabaya, yakni di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, pada waktu yang hampir bersamaan [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota DPD RI Gede Pasek Suardika mengecam keras dilibatkannya perempuan dan anak-anak dalam aksi bom bunuh diri, seperti yang terjadi dalam ledakan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, Surabaya, Minggu (13/5/2018) kemarin.

Salah satu pelaku, yakni seorang ibu, mengajak dua putri kecilnya untuk meledakkan diri. Ketiganya pun meninggal di lokasi kejadian.

Dalam cuitan di akun Twitter-nya, Senin (14/5/2018) siang, Pasek menyebut aksi tersebut sebagai perbuatan yang tak berperikemanusiaan.

"Menggunakan wanita dan anak-anak sebagai pengantin bom bunuh diri adalah kejahatan paling biadab," tweet Pasek dalam akunnya, @G_paseksuardika.

Di samping itu, wakil ketua umum Hanura ini juga mendesak aparat yang berwenang untuk menangkap dalang dibalik aksi terorisme ini.

"Sudah saatnya operasi pembasmian para pencuci otak mereka dilakukan oleh aparat negara," cuitnya.

Cuitan Gede Pasek Suardika. [Twitter@G_paseksuardika]

Insiden yang terjadi di GKI Diponegoro menjadi satu dari tiga ledakan bom yang menyasar tempat peribadatan di Kota Pahlawan pada Minggu kemarin.

Dua lainnya di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel.

Terkait ini, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menuturkan pelaku bom di tiga gereja Surabaya dilakukan oleh enam orang yang masih satu keluarga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI