Anies Klaim Jakarta Aman dari Aksi Terorisme

Senin, 14 Mei 2018 | 12:10 WIB
Anies Klaim Jakarta Aman dari Aksi Terorisme
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku telah melakukan komunikasi intensif dengan jajaran aparat keamanan dan kepolisian sejak Minggu (14/5/2018).

Hal ini menyusul pasca terjadinya ledakan bom yang terjadi sejak Kemarin (13/5/2018) di beberapa gereja di Surabaya dan di Markas Polisi Resort Kota Besar (Mapolrestabes) Surabaya, Senin (14/5/2018) pagi sekitar pukul 08.50 WIB.

"Sejak kejadian pengeboman di Surabaya kemarin kita berkomunikasi intensif di antara jajaran Forkompimda. Saya selaku ketua program Pemda berkomunikasi terus dengan pihak kepolisian dan seluruh aparat keamanan," ujar Anies di Balai Kota, Jakarta, Senin (14/5/2018).

Anies menuturkan, dalam komunikasinya dengan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Idham Azis, ia menuturkan Jakarta dalam keadaan aman.

Baca Juga: Isu Ledakan Bom, Gereja Santa Ana Sempat Terima Ancaman Teror

"Sampai dengan tadi pagi pun kita masih komunikasi terus. Bahkan tidak lama sebelum saya datang ke sini, saya bicara dengan pak Kapolda, memantau perkembangan terakhir, Alhamdulillah Jakarta aman terkendali," ucap Anies.

Menurut Anies, sebanyak 36.000 aparat keamanan telah bersiaga untuk memastikan objek vital di Jakarta dalam keadaan aman.

"Seluruh aparat kepolisian Kodam Satpol PP dan aparatur Pemerintah semua dalam posisi siaga lebih dari 36.000. Saat kita berbicara ini sedang bertugas di lapangan memastikan semua objek vital di Jakarta dalam posisi aman, dan bisa merespon cepat atas semua laporan yang ada dari masyarakat," ucap Anies.

"Perlu saya garis bawahi di sini di tingkat Kelurahan baik dari kepolisian baik dari TNI maupun dari pemerintah bekerja bersama-sama disana ada unsur Babinsa (Bintara Pembina Desa) ada unsur Babinkamtibmas, ada RT, RW, Forum Kemitraan Polisi Masyarakat semua dalam posisi bekerja bersama di lapangan," tambahnya.

Karenanya, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengimbau masyarakat untuk tenang. Ia juga meminta masyarakat melaporkan jika menemukan ada hal yang mencurigakan disekitarnya.

Baca Juga: Presiden Geram, DPR Lambat Sahkan RUU Anti Terorisme

"Oleh karena itu saya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menunjukan sikap tenang tidak perlu panik, tidak perlu panik, tidak perlu menunjukkan sikap-sikap yang berlebihan dan bila menemukan ada tanda-tanda mencurigakan jangan menyebarkan kekhawatiran apalagi hoaks," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, bom meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Gereja Kristen Indonesia Diponegoro dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel.

Pelaku bom ini ada enam orang, mereka semua berkeluarga. Mereka adalah Dita Uprianto dan istrinya, Puji Kuswati. Lalu keempat anak terdiri dari Fadila Sari (12), Famela Rizkita (9), Yusuf Fadhil (18), dan Firman Halim (16).

Dita melakukan pengeboman di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Puji bersama Famela dan Fadila melakukan bom bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia Diponegoro (GKI Diponegoro).

Terakhir Yusuf dan Firman melakukan pengeboman di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel. Akibat pemboman itu, 13 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI