Suara.com - Bom bunuh diri yang terjadi di tiga Gereja Surabaya yaitu Gereja Kristen Indonesia, Gereja Santa Maria Ngagel dan Gereja Pantekosta menyisakan duka mendalam tidak hanya pada keluarga korban yang ditinggalkan, namun juga pada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesaia.
Merespon hal tersebut, warga Yogyakarta dan elemen yang tergabung di dalamnya menggelar aksi solidaritas, doa bersama untuk korban ledakan bom di Surabaya serta melakukan orasi perdamaian melawan terorisme.
Hairus Salim salah satu sosok yang aktif di LKIS sebuah lembaga pusat kajian Islam dan sosial di Yogyakarta dalam orasinya menyampaikan, tindakan yang terjadi di Surabaya merupakan tindakan yang biadab.
Para teroris telah melakukan kejahatan kemanusiaan karena telah membunuh warga Indonesia yang tak bersalah.
Baca Juga: Bom Meledak di Surabaya, Investor Akan Kabur?
“Malam ini kita berkumpul untuk menyatakan bahwa apa yang terjadi tadi pagi adalah sebuah kejahatan dan kebiadaban,” ujar Hairus Salim.
Para peserta aksi yang datang membawa semangat perdamaian mereka tidak menginginkan adanya tindak kekerasan dan pembunuhan.
Mereka membawa lilin sebagai tanda duka cita yang mendalam atas tragedi ledakan bom di tiga Gereja.
Hairus Salim mengungkapkan, memang saat ini perlu diakui bahwa tubuh dalam bangsa ini ada yang kotor, ada yang sakit. Walaupun demikian hal tersebut menurutnya harus segera dihilangkan. Sebab segala kekotoran dan pesakitan atas tubuh bangsa ini harus disembuhkan.
“Kotor itu tidak boleh selamanya, harus kita hentikan, sakit itu harus kita sembuhkan,” ucapnya.
Baca Juga: Dirut BEI Buka Suara Terkait Teror Bom di Surabaya
Ia menyatakan, sesungguhnya keberadaan aksi ini untuk membuktikan bahwasanya bangsa Indonesia akan menjadi rumah bersama, persatuan harus dipertahankan jangan ada yang cerai-berai dalam peristiwa ini.