"Jadi dibelt, namanya bom pinggang, cirinya sangat khas karena yang rusak adalah bagian perutnya saja baik ibunya maupun anaknya sedangkan bagian atas dan bawah masih utuh tapi di tempat itu tidak ada korban dari masyarakat," katanya.
Selanjutnya bom yang di jalan Ngagel yakni Gereja Katholik diduga menggunakan mobil dengan bom yang dipangku.
"Ini kita belum paham jenis bomnya karena pecah tapi efeknya besar dan dibawa oleh 2 orang dengan sepeda motor, jadi ini ciri khas dari bom-bom dengan bunuh diri, tapi jenis bom berbeda dengan bahan peledaknya apa akan dilakukan penyelidikan Labfor Polri," katanya.
Baca Juga: Keren! Warga Surabaya Sumbangkan Darah untuk Korban Bom Gereja