Suara.com - Teror bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018), menyisakan kepedihan. Puluhan korban berjatuhan, salah satunya adalah Teddy, lelaki berusia 65 tahun.
Minggu pagi, ia bersama sang istri seperti biasa berjualan kue di Gereja Katholik Santa Maria Tak Bercela (STMB) Jalan Ngagel Madya nomor 1 Surabaya.
Ia nahas turut menjadi korban ledakan, sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Bedah Surabaya (RSBS). Serpihan kaca menancap di kepalanya.
“Ibu dan ayah saya datang ke gereja untuk berjualan, karena ibadahnya sore. Ibu saya berjalan di sisi yang bersebelahan dengan pelaku peledakan bom, jadi ibu saya aman," katanya.
Baca Juga: Bogor Siaga 1 Pasca Ledakan Bom 3 Gereja Surabaya
Sedangkan sang bapak berada di di tengah-tengah. "Namun masih ditolong Tuhan,” terang Andre, putra korban saat dimintai konfirmasi seputar kondisi ayahnya terkini.
Andre melanjutkan, ayahnya sempat melihat pelaku naik motor itu lewat, dia berjalan ke arah pintu keluar gereja.
“Sesudah itu mungkin terhalang tembok. Sesudah bom pertama meledak, karena ada dua kali ledakan, saat bom pertama meledak, ayah saya mendengar ada teriakan ‘Allahu Akbar’ lalu bom kedua meledak," katanya kepada Times of Indonesia—jaringan Suara.com.
Saat bom pertama, kata Andre, kondisi ayahnya tidak apa-apa. "Lalu bom kedua meledak, ayah saya terpental, terkena serpihan pecahan kaca di bagian kepala,” sambungnya.
Dengan kondisi kepala yang terluka karena serpihan kaca, Teddy langsung menghubungi putranya melalui telepon seluler.
Baca Juga: Jadwal Pekan Pamungkas Liga Inggris 2017/2018 Nanti Malam
Andre mengabarkan bahwa saat itu ia dibawa ke RSBS. Selanjutnya, Teddy menjalani tindakan operasi di RSBS guna menghilangkan serpihan kaca di kepalanya.