Suara.com - Korban kerusuhan Mei 1998 melakukan tabur bunga, Minggu (13/6/2018). Tabur bunga dilakukan di Mal Citra Klender dan Taman Pemakaman Umum Pondok Rangon.
Mal Citra Klender yang sebelumnya Yogya Plaza adalah salah satu mal yang dibakar massa saat peristiwa kerusuhan pada 13-15 Mei 1998.
Sementara di TPU Pondok Rangon, tabur bunga dilakukan di 113 makam khusus untuk korban tragedi tersebut, yakni Blad 27 Blok AA1.
"Kami di sini berdoa dan menabur bunga untuk mengenang jiwa-jiwa saudara-saudara kami, anak-anak kami yang dihilangkan begitu saja oleh pemerintah. Padahal itu perbuatan yang tidak berperikemanusiaan," ujar Maria Sanu (70) sembari menangis di TPU Pondok Ranggon, Cibubur, Jakarta, Minggu (14/5/2018).
Baca Juga: Kapolri Datang ke 3 Gereja yang Dibom Teroris di Surabaya
Maria adalah ibu dari Stevanus Sanu, korban Tragedi 98. Ia menuturkan, sudah mengikuti 537 kali aksi Kamisan yang digelar di seberang istana kepresidenan. Namun, pemerintah belum dapat mengungkap kasus tersebut.
"Kami di sini mewakili keluarga korban yang dikubur hidup-hidup di Jogja Plaza Klender pada 14 Mei 1998. Sudah 20 tahun reformasi, selama itu pula kami menggelar aksi Kamisan agar pemerintah tidak diam. Tapi, kasus ini belum terselesaikan,” tuturnya.
Karenanya, ia meminta Presiden Joko Widodo menaruh perhatian kepada keluarga korban tragedi 1998 dan menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat tersebut.
"Kami menuntut pelakunya diungkap ke publik dan mendapat balasan setimpal. Kami ingin yang salah disalahkan, yang benar dibenarkan,” pintanya.
Selama ini, Maria menilai lembaga pemerintah seperti saling lempar tanggung jawab dalam penyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat tersebut.
Baca Juga: Ledakan Bom di Surabaya, 10 Gereja Semarang Dijaga Ketat
Dalam acara tabur bunga itu, hadir pula Ketua Komnas Perempuan Mariana Amiruddin, perwakilan Komnas HAM, Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI), Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), LBH Jakarta, dan Paguyuban Mei 98.