Suara.com - Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) meminta meminta masyarakat dan media tidak memberi panggung kepada tokoh agama yang menyampaikan ceramah berbau radikal. Sebab ini akan menyia-nyiakanusaha deradikalisasi yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Sekertaris Umum PGI Gomar Gultom menjelaskan menyampaikan dukacita mendalam kepada semua korban ledakan bom di 3 geraja di Surabaya. Menurut dia, Ledakan bom itu akan melahirkan lingkaran kekerasan.
“Sesungguhnya tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan pembunuhan. Agama apa pun mengajarkan kemanusiaan, damai dan cinta kasih. Kesesatan berpikirlah yang membawa penganut agama melakukan kekerasan dan tindak terorisme,” kata Gultom dalam keterangan persnya.
Menurut dia, pemimpin agama perlu lebih serius mewaspadai munculnya para pendukung kekerasan dan tindak terorisme ini dengan berbalutkan penginjil atau pendakwah.
Baca Juga: Bom Meledak di 3 Gereja Surabaya, Jakarta Siaga 1
“Program deradikalisasi BNPT akan sia-sia jika masyarakat justru memberi panggung kepada para pemimpin agama yang menyebarkan paham radikalisme dan kekerasan lewat dakwah-dakwahnya,” kata dia.
Sebelumnya, ledakan terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara. Lalu di Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro 146 dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna. Sampai kini tercatat 9 orang tewas dalam ledakan itu. Sementara puluhan orang terluka.