Suara.com - Polisi menggerebek gedung apartemen mewah Kuala Lumpur, tempat keluarga mantan Perdana Menteri (PM) Najib Razak tinggal, Sabtu (12/5/2018).
Petugas, kata dua perwira kepolisian, menggeledah apartemen itu untuk mencari dokumen peka, yang ditakutkan pemerintahan baru dibawa ke luar negeri.
Penggerebekan itu dilancarkan pada saat perdana menteri baru Malaysia, Mahathir Mohamad mengatakan telah mencegah Najib meninggalkan Malaysia atas kecurigaan terlibat dalam skandal dana negara 1MDB senilai miliaran dolar.
Polisi mengatakan bergerak setelah menerima keluhan bahwa kendaraan pemerintah membawa puluhan kardus, yang dipakai untuk memasukkan tas bermerek, serta barang lain ke apartemen tersebut untuk istri Najib, Rosmah Mansor.
Temuan masyarakat atas dugaan korupsi telah secara luas dilihat sebagai salah satu penyebab kekalahan mengejutkan koalisi Barisan Nasional berkuasa dalam pemilihan umum pada Rabu lalu.
Najib telah berkali-kali membantah bersalah. Reuters melihat sekitar 20 polisi memasuki lobi berlantai marmer di gedung apartemen Pavilion Residences di Kuala Lumpur.
Pada saat yang sama, Mahathir sedang berbicara dalam acara jumpa pers untuk mengumumkan anggota-anggota kunci di kabinetnya.
Petugas keamanan gedung, yang dimiliki oleh Desmond Lim --pengusaha kaya Malaysia dan pendukung Najib, bersedia membantu.
"Kami sedang mencari dokumen-dokumen pemerintah yang kemungkinan telah dibawa secara ilegal," kata seorang perwira polisi.
Menurut polisi, para anggota keluarga Najib sebelumnya tinggal di gedung apartemen tersebut, namun nama-nama mereka tidak disebutkan.
Najib pada Sabtu mengatakan akan berangkat ke luar negeri selama satu pekan untuk beristirahat. Namun beberapa menit kemudian, Departemen Keimigrasian mengumumkan bahwa Najib dan istrinya telah dilarang meninggalkan Malaysia.
Mahathir, yang pada Kamis (10/5/2018) dilantik sebagai perdana menteri, telah menyatakan tekad untuk menyelidiki menghilangnya miliaran dolar dari dana negara 1Malaysia Development Berhard (1MDB), yang dibentuk oleh Najib.
Menurut dokumen-dokumen Departemen Kehakiman Amerika Serikat, dana sebesar 681 juta dolar dari 1MDB telah dialirkan ke rekening pribadi seseorang yang disebut dengan Pejabat Nomor Satu Malaysia. Sumber-sumber AS dan Malaysia memastikan bahwa seseorang itu adalah Najib.
Najib mengatakan bahwa simpanan bank itu merupakan sumbangan dari seorang anggota keluarga kerajaan Arab Saudi, yang tidak disebutkan namanya, dan telah dikembalikan dalam jumlah besar. (Antara)