Suara.com - Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad, telah menegaskan bahwa dirinya memang mencegah mantan Perdana Menteri Najib Abdul Razak meninggalkan negara itu.
"Benar bahwa saya mencegah Najib meninggalkan negara ini," katanya pada konferensi pers di markas Bersatu, di Petaling Jaya, Malaysia, Sabtu (12/5/2018).
Ketika ditanya apakah Najib masuk daftar hitam oleh imigrasi karena penyelidikan yang tertunda, Mahathir tak menjawabnya secara langsung.
"Ada banyak keluhan terhadapnya, yang semuanya harus diselidiki," ujarnya.
"Jika beberapa keluhan itu valid... kami harus bertindak cepat, karena kami tidak ingin dibebani dengan ekstradisi dari negara lain," tambahnya.
Mengenai seberapa cepat investigasi kasus 1MDB dapat diselesaikan, Mahathir mengatakan bahwa upaya ini membutuhkan berbagai negara yang perlu dihubungi. Selain itu, kepolisian juga harus menyaring banyak laporan terkait kasus ini.
Sebagaimana diketahui, Malaysia pada era pemerintahan PM Najib Abdul Razak dihantam skandal dana miliaran dolar yang diduga dikorupsi dari yayasan dana pemerintah 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Kasus dugaan penyalahgunaan dana sebesar 4,5 miliar dolar Amerika Serikat dari badan yang dibentuk oleh mantan PM Najib Razak itu sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat, serta beberapa negara lain seperti Swiss dan Singapura.
Akibat skandal ini, dalam tiga tahun terakhir beberapa orang telah ditangkap, disertai penutupan sejumlah bank dan penyitaan aset bernilai jutaan dolar di seluruh dunia.
Beberapa pengamat politik menyebut skandal ini juga berperan dalam kekalahan Najib dalam Pemilu Malaysia pada Rabu (9/5/2018). Kasus ini merongrong Najib sejak harian Wall Street Journal edisi Agustus 2015 memuat artikel yang berisi dugaan bahwa dana 1MDB berjumlah sekitar 700 juta dolar AS berpindah ke rekening pribadi Najib Razak. (malaysiakini.com)