Pada 1986 Megawati Lantang Ngaku Putri Bung Karno, Begini Jadinya

Sabtu, 12 Mei 2018 | 07:00 WIB
Pada 1986 Megawati Lantang Ngaku Putri Bung Karno, Begini Jadinya
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri Apel Siaga Kader PDIP Jateng di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/5/2018). [Suara.com/Adam Iyasa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menginstruksikan seluruh kader untuk memenangkan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng 2018. Semua kader wajib manjadikan Jateng 'lautan merah' pada 27 Juni mendatang.

"Juni adalah bulannya Bung Karno. 1 Juni lahirnya Pancasila, 6 Juni lahirnya Bung Karno dan 21 Juni meninggalnya beliau. Maka 27 Juni apakah saudaraku, anak-anakku siap memerahkan Jawa Tengah?," tanyanya lantang.

Dikatakan Megawati, Jateng telah mendapat tempat istimewa baginya. Jateng adalah bagian sejarah yang membesarkan namanya dan PDIP.

"Tahun 1986, saya kampanye di lapangan depan Masjid Agung Demak Jateng, kala itu dengan panggung yang megah hanya dihadiri 50 orang padahal prediksi kita ribuan orang," ungkapnya.

Baca Juga: Megawati dan Airlangga akan Segera Bertemu

Kala itu pula, dengan lantang Megawati berbicara di atas panggung menyatakan dengan pengeras suara jika dirinya adalah putri Bung Karno dan mengajak semua warga yang ada di balik jendela dan pintu untuk keluar menuju lapangan.

"Saya tungguin munculah perlahan seribu orang, dua ribu, tiga ribu, sampai sore itu akhirnya mencapai sepuluh ribu orang, semua merah. Dan sekarang kalian harus siap kembali memerahkan Jawa Tengah. Dan saya tahu Jateng adalah kandang banteng, kandang PDIP," teriak Megawati mengajak.

Dia pun mengultimatum kepada setiap pimpinan partai baik di DPD, DPC, PAC dan Ranting. Termasuk anggota dewan, serta bupati, dan walikota dari PDIP. Ia menyatakan tak segan-segan memberi hukuman berat jika mereka gagal menang pada pemilihan di Pilgub dan Pilkada 2018, serta Pileg dan Pilpres 2019.

"Awas kalau ndak menang pimpinan-pimpinan yang duduk-duduk ini tak sembelih kabeh, dewan yang di sini tak ganti. Siapa yang tempatnya kalah tak pecat pemimpine," tegasnya.

Untuk menang mutlak di Jateng, jalan satu-satunya menurut Mega adalah bekerja keras. Ia tidak mau melihat struktur dan kader hanya berleha-leha. Sebab kompetisi di Pilgub Jateng menurutnya sangat krusial karena hanya dua pasangan calon alias head to head.

Baca Juga: PDIP Klaim Megawati Masih Punya Magnet Gaet Pemilih Pemilu 2019

"Sisa 40 an hari, ini head to head lho. Jangan di sini (Stadion Manahan) saja ramai, tapi pulang dari sini tidur. Semua jangan tidur ya, jaga masing-masing, jaga TPS ya, jaga suara masing-masing ya di 27 Juni," katanya.

Apel siaga dihadiri hampir seluruh petinggi DPP PDIP. Ketua DPP PDIP Puan Maharani serlaku sebagai inspektur apel. Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo menjadi pimpinan apel. Cagub Ganjar Pranowo didampingi Cawagub Taj Yasin didaulat membacakan dedication of life yang dicetuskan Ir Soekarno. (Adam Iyasa)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI