Suara.com - Partai Gerindra protes pertemuan para sekjen partai pendukung Presiden Joko Widodo di kantor Sekretaris Kabinet Pramono Anung beberapa hari yang lalu. Kantor Seskab merupakan fasilitas negara.
Ketua DPP Partai Gerindra, Gus Irawan Pasaribu mengingatkan jaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhono, PDIP termasuk partai yang kencang memprotes jika ada pertemuan dengan agenda yang tak terkait dengan pemerintahan di lakukan di kantor fasilitaa negara.
"Saya nggak tahu apakah itu hoaks? Tapi seingat saya memang dulu waktu masa SBY, kawan-kawan PDIP kan ribut, termasuk Pak Pramono Anung kan. Sekarang justru Pak Pram yang ngumpulin (para Sekjen) itu kan," kata Irawan saat dihubungi, Kamis (10/5/2018).
Irawan mengatakan fasilitas negara hanya dapat digunakan untuk keperluan kenegaraan.
Baca Juga: Sandiaga: Sinyal Kuat PAN Akan Gabung Dengan Gerindra
Menurut dia, pertemuan tersebut menjadi bentuk pendidikan politik yang tidak baik buat masyarakat Indonesia, karena fasilitas negara digunakan untuk keperluan politik praktis.
"Kok dulu mereka ribut, pada saat berkuasa kok dia pula yang melanggar yang diributkannya. Nggak konsisten ternyata. Kami sangat sayangkan dari sisi asas kepatutan, kan nggak patut juga dong. Kurang patutlah ngumpulin partai politik menggunakan fasilitas negara," tutur Irawan.
Ia menegaskan pihaknya tak protes adanya pertemuan itu. Namun yang diprotes yaitu tempat pertemuan itu.
"Ini bukan soal acaranya ya, ini soal tempatnya ini. Kalau misalnya adakan kegiatan begitu, bikin kek di mana, kantor partai kek, di warung kopi. Ini nggak baik," ujar Irawan.
Menurut dia, banyak sekali tokoh politik yang tidak menunjukkan sebuah keteladanan di tengah-tengah masyarakat. Salah satunya terkait pertemuan tersebut.
Baca Juga: Ketua DPD Gerindra Jateng Beberkan Dugaan Intimidasi Oknum Polisi
"Sangat kami sayangkan. Masyarakat sudah bijaklah melihat yang patut dan tidak patut. Menurut saya sangat tidak patut," kata Irawan.