Suara.com - Selain sosok pendiam, Stevanus juga dikenal sebagai warga yang tidak pernah berulah di kampungnya di kawasan Tambora, Jakarta Barat. Pembunuh sadis Laura itu juga dikenal jarang bergaul.
Hal itu diungkapkan anak muda di sekitar kediaman Stevanus, Muchtar. Muchtar terakhir bertemu dengan Stevanus saat pemuda itu masih duduk di bangku SMP.
Namun Muchtar tidak tahu persis kapan pertemuannya dengan Stevanus kala itu terjadi.
Bahkan, Muchtar juga mengaku tak tahu, di mana Stevanus sekolah kala itu. Namun yang pasti, di mata dia, Stevanus adalah sosok pendiam dan tak pernah berbuat aneh di kampung Janis itu.
Baca Juga: Pembunuh Sadis Si Cantik Laura Ternyata Takut Kecoak
"Dulu sih setahu saya dia pendiam. Tapi nggak tahu juga ya, aslinya dia seperti apa, karena nggak pernah ngobrol sama saya. Tapi menurut orang-orang dia memang pendiam banget. Jarang orang dengar dia itu bicara," tutur Muchtar.
Namun di balik sosok pendiam dan tak bergaulnya, Stevanus justru tega membunuh calon istrinya, Laura.
Pemicu Stevanus membunuh Laura karena harga dirinya merasa direndahkan. Stevanus dianggap tak mampu membiayai pernikahan yang rencannya berlangsung pada Agustus 2018 mendatang.
Pembunuhan itu setelah korban dan pelaku cekcok mulut. Laura ditikam 4 kali oleh Stevanus. Penusukan itu terjadi setelah Stevanus merebut pisau yang dipegang Laura.
Dalam kasus pembunuhan ini, Stevanus dijerat Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan terancam hukuman pidana maksimal 15 tahun penjara.
Baca Juga: Berlumuran Darah, Mayat Laura Sempat Dibawa ke Mal Gajah Mada
Kasus pembunuhan ini terungkap setelah jasad Laura ditemukan mengambang di bibir Pantai Shangrila, Serang, Banten, Kamis (3/5/2018) pagi. Saat ditemukan warga, jasad wanita paruh baya itu sudah dalam keadaan gosong.