Plt Kepala Dukuh Mlangi Minta Maaf soal Teguran Celana Pendek

Adhitya Himawan Suara.Com
Minggu, 06 Mei 2018 | 15:29 WIB
Plt Kepala Dukuh Mlangi Minta Maaf soal Teguran Celana Pendek
Dusun Mlangi, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. [Suara.com/Abdus Soemadh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Video seorang perempuan dibentak di Dusun Mlangi, Kecamatan Gamping, Kabupan Sleman, Provinsi Yogyakarta karena mengikuti lomba lari yang merupakan rangkaian Milad ke-27 Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sempat ramai jadi perbincangan publik.

Jumlah peserta "Running UNISA 2018" sekitar 1.000 orang terdiri dalam dan luar negeri. Rute yang dilintasi peserta dalam Running UNISA 2018 sudah dilakukan melalui supervisi dari Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) DIY. Adapaun rute lomba lari tersebut melewati Mlangi, Kelurahan Nogotirto Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.

Perempuan pelari itu dinilai tidak sopan dalam berpakaian. Alasan kuat yang disampaikan oleh Plt Kepala Dusun Mlangi, Muhyiddin adalah karena daerah yang peserta lewati merupakan kawasan muslim sehingga pakaian seharusnya sopan. Bahkan, ia sendiri menyampaikan sudah ada peringatan yang ditempel di sudut-sudut kampung dengan tulisan “ Kawasan Santri Wajib Berpakaian Rapi dan Sopan (Busana Muslim)”.

Muhyiddin menjelaskan di daerah Mlangi sendiri sudah ada aturan yang tidak tertulis yang disepakati bersama oleh warga dalam forum rembuk warga. Selain itu  kawasan Mlangi merupakan daerah yang bernuansa Islami yang ditandai dengan berdirinya Patok Negoro yang masih ada kaitannya dengan Keraton Yogyakarta.

Ia menjelaskan, sejak dari dulu nuansanya memang islami sejak dibawa oleh Kyai Mbah Nuriman, seorang ulama yang masih ada hubungan saudara dengan Sultan Hamengkubuwono I. Sampai saat ini tradisi itu dipertahankan oleh trah dari Kyai Mbah Nur Iman dengan mendirikan 16 pondok pesantren di Mlangi.

“Sampai saat ini trah Kyai Mbah Nur Iman banyak yang punya pondok pesantren, ada sekitar 16 Pondok Pesantren” ujarnya.

Menurutnya, wajar ketika warga memberikan peringatan kepada peserta yang lari dengan menggunakan pakai kurang sopan. Walaupun demikian, atas kejadian itu dirinya mewakili desa meminta maaf jika ada hal yang tidak berkenan kepada pihak penyelenggara dan warga Mlangi sendiri.

“Adanya kejadian ini saya selaku Plt dukuh Mlangi minta maaf ke UNISA dan juga warga Mlangi,” ucapnya.

Ia berharap peristiwa itu tidak lagi dibesarkan-besarkan. Menurutnya kejadian ini cukup dijadikan pembelajaran bersama sehingga esok tidak terulang kembali. Ia sendiri akan mengirimkan surat permohonan maaf secara tertulis kepada pihak kampus UNISA, Senin (7/5).

”Harapan kami, jangan dibesar-besarkan lah, ini istilahnya komunikasi yang terbatas, kurang koordinasi. Tapi ini sudah selesai masalahnya,” kata Muhyiddin sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI