Pelacur Dilarang Jatuh Cinta, Kisah Pilu dari Ujung Barat Jawa

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 06 Mei 2018 | 07:45 WIB
Pelacur Dilarang Jatuh Cinta, Kisah Pilu dari Ujung Barat Jawa
ILUSTRASI - Sejumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) diamankan oleh pihak Imigrasi di Kantor Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi, Jakarta, Senin (1/1/2017). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

 SOP Khusus

Terpisah, ND, langsung sibuk dengan ponselnya. Terapis di salah satu tempat pijat di kawasan Tangerang ini melayani obrolan pria yang janji datang ke tempatnya bekerja. Jam kerja ND mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB malam.

“Sering juga dapat yang cuma PHP (pemberi harapan palsu). Tapi ada juga yang serius datang ke sini,” kata ND.

Dalam melayani tamu, ND punya standar operasional prosedur (SOP) sendiri. Tidak semua tamu yang datang untuk pijat bisa mendapatkan pelayanan plus-plus layaknya suami istri dengannya. Untuk jasa plus-plus, ia memasang tarif Rp 400 ribu untuk sekali kencan.

Baca Juga: Tangkap Anggota DPR dari Demokrat, KPK Sita 1,9 Kg Emas

Untuk pembayaran jasa plus-plus itu, menurut ND langsung diberikan pelanggan kepadanya.  “Kalau yang bayar jasa pijatnya ke (kasir) depan,” jelas ND.

ND mengaku jengkel kalau orang yang menghubunginya hanya iseng, apalagi minta dikirimkan foto-foto vulgar, tapi ujung-ujungnya tidak datang ke tempatnya. Untuk yang kerap iseng seperti itu, ND memilih langsung memutuskan pertemanan.

Pelacur Berkelas

Lain halnya dengan AM dan NTS. Di kalangan perempuan penghibur keduanya pasang tarif yang cukup tinggi. Mereka hanya melayani tarif kencan rata-rata 1,5 juta per kencan. Selain mengandalkan paras yang cantik keduanya menjanjikan surga dunia untuk lelaki hidung belang.

Untuk melayani pelanggan, AM dan NTS biasanya mengirim daftar harga kencan dan durasinya. Jika cocok, pelanggan bisa langsung mendatangi hotel berbintang yang sudah ditentukan. AM biasanya melayani pelanggan di hotel I, sedangkan NTS menggunakan hotel A.

Baca Juga: Ditangkap KPK, Anggota Fraksi Demokrat DPR Jadi Tersangka Suap

AM tidak hanya menerima tamu di hotel kawasan Serpong, Tangerang Selatan. Setelah calon tamu membuat janji melalui aplikasi medsos dan cocok dengan tarif yang ditawarkan, mereka bertemu di hotel yang dimaksud.

Sedangkan NTS sudah menentukan hotel A sebagai lokasi tetap kencan. Selain dianggap dekat dengan rumah, rata-rata pelanggannya sudah biasa mendapatkan pelayanan di hotel A.

Jika sedang banyak tamu, NTS maupun AM bisa mendapat uang di atas lima juta per malam. “Cuma tidak setiap malam juga saya diboking,” kata AM.

Berita ini kali pertama diterbitkan bantennews.co.id dengan judul ”Menyingkap Prostitusi Online di Banten

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI