Suara.com - Setelah menjalani pemeriksaan secara intensif oleh penyidik Unit PPA Polrestabes Surabaya, ST (44) ditetapkan sebagai tersangka dugaan pencabulan terhadap keponakannya sendiri.
Dari pengakuan tersangka, ia mencabuli korban saat bermain di rumahnya di Dukuh Karangan Gang 6, Kecamatan Wiyung, Surabaya.
"Rumah korban bersebelahan dengan tersangka. Sedangkan korban sering bermain ke rumah tersangka," jelas Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan, Rabu (2/5/2018).
Tersangka, tambah Rudi, melakukan pencabulan dengan cara mencium bibir korban kemudian memasukan jarinya ke alat vital korban.
Baca Juga: Ada Kasus Pencabulan Lain di National Hospital, Ini Pelakunya!
"Setelah melakukan pencabulan, tersangka ST selalu memberikan kue kepada korban," terang Rudi.
Di depan penyidik, tersangka mengaku pencabulan yang dilakukan terhadap keponakannya tersebut, sudah dilakukan sebanya 10 kali.
Hal itu baru terungkap, diduga setelah korban merasa kesakitan saat kencing. Korban pun mengeluhkan hal itu ke orangtuanya.
Merasa curiga, orangtua korban mendesak anaknya untuk bicara. Korban mengaku, tempat yang biasa digunakan untuk kencing dipegang oleh pamannya.
Mendengar itu, orangtua korban langsung lapor ke kantor polisi Polsek Wiyung, Surabaya.
Baca Juga: Guru Olahraga SMP di Jakarta Timur Jadi Tersangka Pencabulan
Sebelumnya, seorang Ketua RT 4, RW 3, Dukuh Karangan, Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, diamankan polisi dari unit PPA (perlindungan perempuan dan anak) Satreskrim Polrestabes Surabaya.
Pasalnya, Ketua RT berinisial ST (44), warga Dukuh Karangan Gang 6, Kecamatan Wiyung tersebut diduga melakukan pencabulan terhadap anak dibawah umur yang masih duduk di kelas 1 sekolah dasar (SD).
Dari informasi yang didapat Suara.com, korban tak lain adalah keponakannya sendiri. Usianya masih tujuh tahun. (Ali Ahcmad)