Suara.com - Pekerja bernana Tarno (42) tewas tertimbun longsor saat melakukan penggalian proyek milik PT. PAM Jaya di Jembatan Tiga Raya, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (1/5/2018). Tarno tewas karena tak bisa bernapas usai menggali tanah sedalam enam meter.
Kanit Reskrim Polsek Metro Penjaringan Kompol Mustakim menjelaskan tanah galian longsor. Tarno pun tertimbun.
"Kan dia gali tanahnya 6 meter. Kemudian tanahnya longsor. Longsor atas, kanan dan kiri. Ya jelas itu meninggalnya kehabisan napas," kata Mustakim saat dihubungi Suara.com, Kamis (3/5/2018).
Dari hasil pemeriksaan, pekerja yang melakukan penggalian tanah itu dilengkapi alat pelindung seperti helm.
Baca Juga: Galian yang Tewaskan Tarno Dikerjakan Subkontraktor PAM Jaya
"Ya mau pakai perlengkapan kalau tanahnya sudah longsor mau bilang apa. Helm mah ada, semuanya ada. Lengkap kok," katanya.
Lebih lanjut, Mustakim mengaku sejauh ini polisi belum menemukan ada indikasi kelalaian dalam penggalian yang dikerjakan subkontraktor PT. PAM Jaya. Guna menentukan adanya unsur pidana atau tidak terkait tewasnya Tarno, polisi bakal memanggil subkontraktor PAM Jaya untuk dimintai keterangan.
"Nanti kita panggil perusahaan yang ada. Siapa yang tanggung jawab?" katanya.
Peristiwa Tarno tertimbun longsor di galian PAM terjadi pada Selasa (1/5/2018) sekitar pukul 15.00 WIB. Diduga, peristiwa longsor berasal dari dinding yang sedang digali para pekerja. Tarno tewas setelah tertimbun dinding galian air PAM tersebut.
Proses evakuasi terhadap jenazah Tarno baru bisa dilakukan setelah petugas dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara menerjunkan alat eskavator.
Baca Juga: Sandi Kaget Pak Tarno Korban Galian PAM Tak Dilindungi BPJS