Suara.com - Petugas Polres Ngawi bersama TNI dan Satpol PP setempat menutup pabrik miras jenis arak jowo (arjo) di Desa Kerek, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Rabu (2/5/2018).
Proses penutupan dipimpin langsung oleh Kapolres Ngawi AKBP Pranatal Hutajulu dan melibatkan sebanyak 200 personel gabungan.
AKBP Pranatal mengatakan bahwa penutupan tersebut menyusul batas akhir maklumat Kapolres Ngawi bagi warga Desa Kerek untuk menghentikan produksi miras yang selama ini menjadi pekerjaan sebagian besar warga desa setempat.
Penutupan tersebut, lanjut dia, harus dilakukan karena peredaran miras saat ini sangat meresahkan masyarakat dan dapat menimbulkan korban jiwa.
Baca Juga: Raditya Dika Kesulitan Berlatih Tari Tortor untuk Pernikahannya
"Saat penutupan, petugas sudah tidak menemukan warga yang memproduksi miras. Namun, petugas gabungan masih menemukan barang bukti bahan untuk membuat miras, seperti tetes tebu dan alat-alat produksi lainnya. Untuk itu, kami lakukan penyegelan dengan garis polisi dan penyitaan," kata AKBP Pranatal.
Sesuai dengan pendataan, dari 145 kepala keluarga (KK) penghuni Desa Kerek, sebanyak 76 KK di antaranya memiliki mata pencaharian sebagai produsen miras. Dari 76 KK tersebut, terdapat 8 KK yang merupakan produsen miras arak jowo terbesar.
Sementara, Kepala Desa Kerek, Suprapti, mengaku belum memiliki solusi tepat terkait permasalahan ekonomi warga pascapenutupan dan penyegelan sumber mata pencarian mereka.
"Sejauh ini belum ada solusi terkait dengan permasalahan ekonomi pascapenutupan tersebut. Warga juga belum memberikan jawaban, saat ditawari pendampingan oleh Disperindag Ngawi," katanya.
Suprapti berharap penutupan pabrik miras tersebut ditindaklanjuti dengan pemberian solusi untuk mengganti mata pencarian mereka yang telah dilakukan secara turun-temurun tersebut.
Baca Juga: Ariel NOAH Pastikan Belum Temukan Pengganti Sophia Latjuba
"Dengan demikian, tidak menimbulkan permasalahan ekonomi setelah penutupan tersebut," katanya.