Suara.com - Keluarga korban bagi-bagi sembako yang berujung maut menyesalkan sikap Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta Pusat yang tidak memberikan penjelasan penyebab kematian Muhammad Rizky. Kuasa hukum keluarga Muhammad Rizky Syaputra (10), Muhammad Fayyed mengatakan dari informasi tak resmi, Rizky tewas terinjak-injak.
"Itu Rumah Sakit Tarakan tak berikan. Apa penyebabnya (kematian) almarhum Rizky meninggal?. Mereka (pihak Rumah Sakit) hanya langsung berikan surat pengantar kematian dan identitas korban saja. Ada apa ini," kata Fayyed di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (2/5/2018).
Selain tak menjelaskan penyebab kematian Rizky, pihak rumah sakit juga tak memberikan hasil visum maupun penjelasan selama Rizky sempat menjalani perawatan di rumah sakit.
Maka itu, Fayyed bersama Komariah berencana mendatangi Rumah Sakit Tarakan untuk meminta kejelasan tentang penyebab kematian Rizky.
Baca Juga: Di Bareskrim, Ibu Korban Tragedi Sembako Maut Pingsan
"Kami mau temui Direktur RSUD terkait surat kematian yang dikeluarkan tidak mencantumkan penyebab kematiannya," kata Fayyed
Untuk dugaan sementara bahwa Rizky meninggal akibat dehidrasi dalam berdesak-desakan mengantre sembako sekaligus sempat ricuh dan terinjak - injak. Komariah telah melaporkan Dave Revano Santosa dengan nomor : LP/578V/2018/Bareskrim, Tanggal 2 Mei 2018.
Adapun sangkaan pasal dugaan tindak pidana kelalaian yang mengakibatkan kematian sebagaimana dimaksud pasal 359 KUHP
Selain Rizky yang tewas, dalam peristiwa tersebut bocah bernama Mahesa Bin Junaedi (12) juga meninggal dalam acara yang bertajuk 'Untukmu Indonesia Berkarya Dalam Harmoni' di Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (28/5/2018).
Baca Juga: Ibu Bocah Korban Pembagian Sembako Maut Lapor Bareskrim