Intimidasi 2019 Ganti Presiden Dituding Cuma Skenario Grup Jokowi

Rabu, 02 Mei 2018 | 14:58 WIB
Intimidasi 2019 Ganti Presiden Dituding Cuma Skenario Grup Jokowi
Alfian Tanjung. [Suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Alfian Tanjung, tokoh Alumni 212—eks demonstran anti-Ahok pada masa kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017—menuding kasus intimidasi massa berkaus “2019 Ganti Presiden” terhadap relawan pro Joko Widodo akhir pekan lalu, cuma skenario alias berpura-pura.

Sejumlah orang yang mengikuti acara car free day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (29/4) akhir pekan lalu, mengadukan ke polisi karena merasa diintimidasi kelompok anti-Jokowi tersebut.

Namun, Alifan menuding, kelompok berkaus #2019GantiPresiden yang melakukan intimidasi itu sebenarnya grup pro-Jokowi.

“Mereka pemain tahun 2014 (Pilpres), orangnya sama. Mereka seolah-olah jadi kelompok yang mengintimidasi. Itu sinetron yang mereka buat sendiri. Mereka bikin sendiri, dan videonya disebar sendiri,” kata Alfian Tanjung di sela-sela persidangannya kasus pencemaran nama baik di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (2/5/2018).

Baca Juga: KPK Diminta Jerat Korporasi yang Terlibat Korupsi e-KTP

Alfian mengklaim, kelompok relawan Jokowi sengaja menyusup ke dalam kelompok gerakan ”2019 Ganti Presiden” untuk membuat skenario konflik.

Dia menilai, isu intimidasi tersebut sengaja dibuat untuk menggembosi gerakan kelompok anti-Jokowi.

“Awalnya kan dia sendiri yang bikin (kampanye politik di ruang publik), kayak PKI. Kalau mereka tak apa-apa, giliran orang lain tak boleh. Disebar gambar-gambar fitnah itu, kan katanya Ibu-ibu diintimidasi,” tudingnya.

Dia membantah, kelompok #2019GantiPresiden yang melakukan kegiatan kampanye dan intimidasi di Bundaran HI pada Minggu pagi lalu bagian dari kelompok alumni 212.

“Tidak ada, 212 dipimpin oleh ulama-ulama,” klaimnya.

Baca Juga: Menteri ESDM Umumkan 4 Wilayah Kerja Migas yang Telah Laku

Menurutnya, skenario intimidasi pendukung Jokowi tersebut dibuat karena sang presiden panik menghadapi situasi ekonomi yang makin terpuruk. Ditambah lagi menjelang Pilpres 2019, Jokowi dinilainya kehilangan bandar untuk pembiayaan kampanye.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI