“Guncangannya ke bawah 300 meter ke atas 300 meter. Air di WC pesawat sampai tumpah. Bayangkan, penumpang sudah lemas, teknisi di tengah sudah pucat. Kami berdua [dengan copilot] kemringet, mempertahankan supaya pesawatnya level [stabil],” ungkap Udin Kurniadi saat menceritakan pengalamannya kepada Harian Jogja belum lama ini.
“Paling parah, karena turboprop, gantian mesin kanan dan kiri mau mati sendiri.”
Peristiwa mencekam itu terjadi sekitar 30 menit. Hampir semua petugas PLLU bandara seluruh Indonesia di radio saling bersahutan menanyakan keberadaan YS-11. Akan tetapi, pesawat nihil dari radar. Selama 30 menit, YS-11 sempat dinyatakan hilang.
Udin tak bisa berkomunikasi. Radio yang terhubung di telinga hanya mengeluarkan suara kemresek, radar berubah menjadi hitam pekat tanpa gambar.
Baca Juga: Lagi, Objek Diduga UFO Dilihat oleh Dua Pilot di Pesawat Berbeda
“Radio kemresek kena serbuk es,” kata dia.
Di tubir maut, Udin masih memiliki keyakinan bisa menyelamatkan nyawa 64 penumpang dan awak kabin. Dengan suara lantang, dia meminta copilot untuk berbelok kiri 90 derajat.
“Saya seperti mendengar bisikan, kemudian teriak ke kiri 90 derajat, semenit kemudian terang benderang,” ucapnya.
Pesawat lepas dari lapisan awan dan cuaca buruk di sekitar 100 nautical mile dari Pamanukan, Jawa Barat. Seluruh penumpang mendarat dengan aman.
Peristiwa itu tak membuatnya trauma. Udin pun mengakui ketangguhan pesawat buatan Jepang itu. Ketika sejumlah kawasan di luar Jawa terkena asap akibat kebakaran hutan yang menganggu penerbangan, YS-11 masih tetap bisa mendarat dengan jarak pandang menuju titik landasan hanya sekitar 300 meter.
Baca Juga: Gunakan Snapchat Saat Bekerja, Pilot Ini Kena Hukum Maskapai
Pengalaman lain tak kalah menegangkan adalah ketika Udin akan lepas landas dari Bandara Penang, Malaysia. Dia lupa tidak memasukkan perintah flap 15 atau pertanda menaikkan pesawat pada 15 derajat ke dalam check list yang biasa dibawa. Ketika lepas dari ujung landasan, pesawat bergetar hebat tidak bisa naik. Saat itu pesawat nyaris stall atau kehilangan daya angkat.