Dari sembilan kader tersebut, kata dia, nama yang memiliki urutan teratas Ahmad Heryawan. Meskipun demikian, masing-masing memiliki massa dan pendukung masing-masing.
Sementara itu, untuk sosok cawapres pendamping Jokowi, pengamat komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan bahwa sosok yang berpeluang besar menjadi pasangan Jokowi adalah sosok yang bisa menjawab semua isu miring yang selama ini dialamatkan kepada Jokowi.
"Isu seperti PKI dan pro-Cina merupakan beberapa isu miring yang dialamatkan kepada Jokowi yang harus juga bisa dijawab oleh cawapres," kata Emrus.
Kemampuan menepis isu miring yang dilekatkan pada Jokowi sejak Pemilu Presiden 2014 merupakan prasyarat penting cawapres pendampingnya selain faktor kenyamanan dan elektabilitas. "Jika isu-isu miring itu bisa dijawab, peluangnya bisa menjadi lebih besar untuk menjadi cawapres," kata Emrus.
Presiden Jokowi dalam Musyawarah Nasional (Munas) BKPRMI di Asrama Haji Jakarta, Rabu (25-4-2018), sempat mengungkapkan kekesalannya terkait dengan tudingan dirinya terkait dengan PKI.
Jokowi menyinggung gambar kampanye PKI pada tahun 1955 yang memuat gambar sosok pria yang mirip dirinya berada di bawah podium tempat Ketua Umum PKI D.N. Aidit berpidato.
"Ini fitnah di media sosial sudah lebih dari 4 tahun. Ini menuduh Presiden Jokowi itu PKI coba, saya lahir tahun 1961, PKI dibubarkan tahun 1965, saya baru umur 3,5 hingga 4 tahun, masa ada PKI balita? Logikanya enggak masuk," kata Jokowi.
Sementara itu, ketika disinggung tentang Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy yang mengungkap asal usul tudingan Jokowi terkait dengan PKI sekaligus memberikan klarifikasi, Emrus menyebut Romahurmuziy termasuk salah satu tokoh yang berpeluang menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2019.
Emrus menyebut Rommy sebagai sosok muda yang intelektual, santri dan santun. Profil Rommy bisa dijual untuk bursa cawapres. "Namun, yang perlu diperhatikan lagi adalah masalah elektabilitas. Sejauh mana Rommy bisa menyumbang elektabilitas jika dipasangkan dengan Jokowi?" kata Direktur Emrus Corner itu.
Komisi Pemilihan Umum akan membuka pendaftaran pasangan capres dan cawapres Pilpres 2019 mulai 4 hingga 10 Agustus 2018. Penetapan capres dan cawapres akan dilakukan pada 20 September 2018. Tiga hari kemudian atau mulai 23 September 2018 akan digelar kampanye pemilu anggota badan legislatif dan Pilpres 2019.