Cawapres Jokowi Harus Bisa Jawab Isu PKI dan Pro Cina

Adhitya Himawan Suara.Com
Minggu, 29 April 2018 | 07:14 WIB
Cawapres Jokowi Harus Bisa Jawab Isu PKI dan Pro Cina
Presiden Jokowi di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. [Foto Intan - Biro Pers Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Survei Tujuan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap calon bakal pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam Pemilu Presiden 2019, kemungkinan peta persaingan antarpasangan calon yang diproyeksikan akan diusung oleh partai politik pada tahun 2018 dan peluang tokoh muda dan nonpartai dalam peta persaingan tersebut, kata Edhy Aruman.

Selama ini, kata Edhy, IDS berpengalaman menyelenggarakan berbagai survei nasional untuk kepentingan internal bisnis klien. Namun, karena menariknya situasi politik menjelang Pilpres dan Pemilu 2019, IDS memperluas kegiatannya untuk melakukan survei politik.

Edhy Aruman menjelaskan dari preferensi nama kandidat wapres secara terbuka (top of mind) dan tertutup (disebut dengan alat bantu di survei), IDS mendapatkan bahwa nama Gatot Nurmantyo, Anis Baswedan, dan Mahfud Md. dapat disebut sebagai tokoh nonpartai politik yang konsisten mendapatkan preferensi responden survei sebagai kandidat wapres siapa pun presiden yang akan menjadi kandidat pada tahun 2019.

Sementara itu, tokoh partai politik secara konsisten disebut memiliki preferensi oleh responden survei adalah Agus Harimurti Yudhoyono, Wiranto, Akbar Tandjung, Muhaimin Iskandar, dan Surya Paloh. Di dalam tokoh partai terdapat variasi senioritas dan junior, seperti nama Wiranto (Partai Hanura), Akbar Tandjung (Partai Golkar), Surya Paloh (Partai NasDem), "versus" tokoh muda Partai Demokrat dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demorkat dan Muhaimin Iskandar (Partai Kebangkitan Bangsa).

Dengan pertanyaan terbuka (top of mind), kata Edhy, Gatot Numantyo mendapatkan angka 19,8 persen merupakan kandidat paling unggul, diikuti oleh Anies RBaswedan (10,4), Agus Harimurti Yudhoyono (9,4), Jusuf Kalla (5,4), Prabowo Subianto (4,8) sebagai nama yang muncul di responden untuk kandidat wapres yang dapat dipasangkan dengan siapa pun kandidat presiden.

Berturut-turut, setelah lima nama tersebut diikuti oleh Mahfud Md. (4.6), Wiranto (3,7), Surya Paloh (2,7), Akbar Tandjung (2,5), Ridwan Kamil (2,3), dan Muhaimin Iskandar (2,1).

Survei dilakukan kepada warga negara Indonesia di enam kota, yakni Medan, DKI, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar dengan jumlah sampel 520 serta margin kesalahan 4,3 persen. Responden survei adalah mereka yang sudah mempunyai hak pilih, yaitu mininimal berusia 17 tahun, sudah menikah, dan bukan anggota TNI/Polri.

Survei menggunakan metode Stratified Multistage Random Sampling dengan unit terkecil adalah kelurahan. Dari kelurahan terpilih, kemudian ditentukan RT dengan menggunakan angka acak, dan menentukan KK yang terpilih dengan metode KISHGRID.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur yang telah disusun sebelumnya sesuai dengan tujuan survei. Survei dilakukan pada tanggal 9 s.d. 15 April 2018.

Survei memfokuskan pada elektabilitas kandidat presiden, kandidat wapres untuk nama-nama yang sudah muncul di dalam survei nasional selama 2018. Survei juga memunculkan nama kandidat (presiden atau wapres) yang tidak pernah dipublikasikan oleh lembaga survei politik pada tahun 2018 namun memiliki ketokohan, baik karena berafiliasi dengan partai politik, tokoh nasional nonparpol, maupun tokoh yang mendapatkan publikasi publik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI