PUPR akan Evaluasi Jembatan-jembatan Tua di Indonesia

Sabtu, 28 April 2018 | 13:25 WIB
PUPR akan Evaluasi Jembatan-jembatan Tua di Indonesia
Direktur Jenderal Bina Konstruksi PUPR Syarif Burhanuddin di Gedung Kerta Niaga, Kota Tua, Jakarta Utara, Sabtu (28/4/2018). [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi jembatan-jembatan yang sudah berumur di Indonesia. 

Kondisi ini sebagai tindak lanjut dari runtuhnya Jembatan Widang di Tuban, Jawa Timur pada, Selasa (17/4/2018) lalu, yang menjadi sorotan.

Syarif mengatakan, ambruknya jembatan tersebut disebabkan kelebihan beban berat atau overload. Hal tersebut tentu menjadi pekerjaan rumah bagi PUPR ke depannya.

"Kejadian overload tentu saja dibutuhkan suatu kerja sama baik itu dari lalu lintas dan perhubungan," kata Syarif saat ditemui di Gedung Kerta Niaga, Kota Tua, Jakarta Utara, Sabtu (28/4/2018).

Baca Juga: Perdana Duduki Ranking Satu Dunia, Tontowi / Liliyana Beda Respon

Syarif menuturkan harus ada koordinasi antara pihak lalu lintas dan perhubungan untuk memantau jumlah maksimal yang mampu ditahan oleh jembatan tersebut mengingat jembatan tersebut sudah sangat lama dibangun.

"Agar supaya ada informasi setiap jembatan-jembatan yang relatif sudah berumur dibutuhkan suatu pengawasan berapa jumlah maksimal yang mampu terbebani jembatan itu, sehingga seluruh jembatan-jembatan yang memang diyakini mempunyai batas-batas kemampuan diberikan tanda," tuturnya.

Selain itu, Syarif pun menanggapi adanya kecelakaan saat pembangunan konstruksi hingga menimbulkan korban jiwa.

Ia mengatakan faktor kecelakaan tersebut dikarenakan adanya kegagalan konstruksi serta pengabaian standardisasi keselamatan para pekerja.

"Itu kita sebut kegagalan konstruksi dan itu tentu saja setelah kita lakukan evaluasi, ada beberapa hal yang harus disempurnakan. Antara lain bagaimana kita meningkatkan safety factor, sehingga lebih mempertinggi tingkat keamanannya," katanya.

Baca Juga: Pengamat: Ada 4 Tokoh Muda yang Layak Dampingi Jokowi di Pilpres

Syarif pun menegaskan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan konstruksi untuk lebih meningkatkan keamanan serta pengawasan agar tidak terjadi kecelakaan kembali.

"Setiap pekerjaan harus ada pengawasan. Tidak lagi bekerja tanpa pengawasan, itu intinya, dan semua komponen harus melaksanakan sesuai dengan mekanisme prosedur yg sudah disepakati," tegasnya.

Untuk diketahui, Jembatan Widang atau Cincin Lama yang menghubungkan Kabupaten Tuban dan Kabupaten Lamongan ambruk sekitar pukul 11.05 WIB. Akibatnya 1 dump truk, 2 truk tronton dan 1 sepeda motor tercebur. Peristiwa tersebut juga merenggut satu korban jiwa.

Selain itu, kecelakaan lain terjadi saat robohnya crane pengangkut beton proyek double-double track (DDT) di jalan Matraman Raya, Jakarta Pusat pada 4 Februari lalu. Kecelakaan tersebut menyebabkan empat pekerja proyek tewas dan sejumlah pekerja lain mengalami luka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI