Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah melakukan normalisasi Sungai Cikijing dan Cimande, serta perbaikan drainase jalan untuk mengatasi banjir di Kawasan Rancaekek, tepatnya di Jalan Raya Cileunyi – Nagrek.
Kawasan Rancaekek yang merupakan kawasan industri di Bandung Tenggara menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Banjir mengakibatkan terhentinya roda perekonomian daerah tersebut akibat terputusnya lalu lintas.
Apabila hujan deras, Sungai Cikijing dan Cimande yang mengapit ruas jalan tersebut sering melimpas dan mengakibatkan banjir, terlebih kawasan tersebut merupakan cekungan. Penyebab lainnya adalah kondisi drainase jalan yang kurang memadai.
“Sungai Cikijing menyempit akibat sedimentasi dari erosi di bagian hulu dan alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman. Normalisasi Sungai Cikijing dilakukan dengan memperlebar sungai dari 4 meter menjadi 24 meter sepanjang 6,7 km. Selain itu, dilakukan pengerukan sedimen sehingga kapasitasnya bertambah,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dalam keterangan persnya, Jumat (27/4/2018).
Selain itu juga dibangun sebanyak 16 unit gorong-gorong (box culvert), pembangunan jembatan, perkuatan tebing sungai, dan pembangunan jalan inspeksi.
Dalam pelaksanaan normalisasi dilakukan pembebasan lahan dimana sudah dilakukan verifikasi, musyawarah, dan akan dilakukan proses pembayaran. Kementerian PUPR menyediakan anggaran pengadaan tanah sebesar Rp60 miliar. Progres pekerjaan hingga 22 April 2018 mencapai 5,5 persen atau lebih cepat dari progres rencana sebesar 1,1 persen.
Anggaran untuk normalisasi Sungai Cikijing sebesar Rp84,1 miliar dan ditargetkan selesai Agustus 2018. Sementara untuk normalisasi Sungai Cimande dianggarkan Rp90 miliar untuk penanganan sepanjang 9,4 km dimana sudah dikerjakan 1,7 km. Selain Sungai Cikijing, juga terdapat anak Sungai Cikijing yang melewati kawasan PT. Kahatex yang kerap meluap. Untuk itu, dibuat sudetan yang dikerjakan dan dibiayai oleh PT. Kahatex dengan rekomendasi desain dari Kementerian PUPR.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada PT. Kahatex yang turut berperan aktif dalam upaya mengurangi risiko banjir di Rancaekek sesuai dengan perintah Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla. Bila normalisasi sungai selesai dan drainase sudah diperbaiki, Insya Allah bisa mengurangi banjir di kawasan Rancaekek,” jelas Menteri Basuki.
Selain Sungai Cikijing dan Cimande, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum juga melakukan normalisasi terhadap dua anak Sungai Citarum lainnya, yakni Sungai Cikeruh dan Sungai Citarum Hulu untuk mengurangi banjir di kawasan Bandung Selatan.
Baca Juga: Hasil Pertandingan 27 April dan Klasemen Liga 1
Menteri Basuki mengatakan selain kawasan Rancaekek, penanganan juga dilakukan di beberapa titik langganan banjir lainnya yakni Dayeuhkolot dan Baleendah. Salah satunya membangun kolam retensi Cieunteung untuk menampung debit banjir Sungai Citarum sehingga mengurangi tinggi dan luas genangan di Dayeuhkolot dan Baleendah.
Kolam retensi seluas 8,7 ha mampu menampung 220 ribu m3 dengan 3 pompa pengendali banjir berkapasitas 3,5 m3/detik dan 1 pompa harian berkapasitas 1,5 m3/detik.
Kementerian PUPR juga membangun 2 terowongan air (tunnel) Nanjung di Kecamatan Margaasih yang mampu mengalirkan debit 469 m3/detik sehingga aliran air dari Sungai Citarum ke Curug Jompong lebih lancar sehingga mengurangi banjir di Baleendah. Terowongan dibangun masing-masing sepanjang 230 meter dengan diameter 8 meter. Biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 360 miliar dengan masa konstruksi 2017-2019.
Dalam kunjungan ke Kawasan Rancaekek, Menteri Basuki didampingi oleh Irjen Rildo Ananda Anwar, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VI, Kepala BBWS Citarum Yudha Mediawan dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.