Suara.com - Pemimpin Korea Utara dan Selatan akhirnya bersepakat untuk mengakhiri peperangan yang sudah berlangsung sejak 68 tahun silam.
Kesepakatan perdamaian tersebut merupakan keputusan dalam pertemuan bersejarah antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di “desa perdamaian” Panmunjom, Jumat (27/4/2018).
Dalam pertemuan itu juga disepakati, kedua negara tak bakal menggunakan senjata nuklir terhadap satu sama lain.
"Kedua pemimpin dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa tidak akan ada lagi perang di Semenanjung Korea dan era baru perdamaian telah tiba," kata mereka dalam deklarasi bersama setelah pertemuan itu, seperti dilansir oleh kantor berita Yonhap.
Baca Juga: Klarifikasi Ustadz Solmed soal Video Call dengan Perempuan Cantik
Mereka juga menegaskan kembali kesepakatan awal untuk "Semenanjung Korea yang bebas nuklir melalui denuklirisasi penuh".
Menurut Yonhap, Utara-Selatan juga sepakat melanjutkan perundingan tiga atau empat arah dengan melibatkan AS dan Tiongkok untuk mengubah gencatan senjata dengan perjanjian damai.
Deklarasi bersama itu berbunyi: "Utara dan Selatan tidak akan menggunakan kekuatan dalam bentuk apa pun terhadap satu sama lain."
Moon dan Kim menyepakati untuk mengurangi kekuatan militer mereka secara bertahap ketika ketegangan militer benar-benar berakhir dan kepercayaan di antara keduanya terjamin.
Pyongyang dan Seoul secara teknis telah berperang sejak tahun 1950. Kali terakhir dentuman meriam perang itu terdengar pada tahun 1953.
Baca Juga: Fredrich Siapkan Skenario Pura-pura Gila, Ini Pengakuan Setnov
Setelahnya, kedua Korea memutuskan menghentikan kontak senjata dalam bentuk perjanjian gencatan senjata, bukan perdamaian.
Ketegangan kedua negara Korea kembali meletup setelah Donald Trump didaulat menjadi Presiden Amerika Serikat.
Bahkan, Trump sempat menggelar latihan militer bersama Korut sejak tahun lalu. Sementara Kim Jong Un menilai, Trump dan AS merecoki upaya unifikasi dua Korea secara damai.