Terungkap! Setnov Sempat Mau Dikirim Hantu Gunung agar Gila

Jum'at, 27 April 2018 | 18:17 WIB
Terungkap! Setnov Sempat Mau Dikirim Hantu Gunung agar Gila
Terdakwa kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto menjadi saksi dalam sidang kasus merintangi penyidikan korupsi KTP elektronik dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (27/4).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fredrich Yunadi, tersangka perkara menghalangi penyidikan KPK terhadap kasus korupsi KTP Elektronik, ternyata sempat merencanakan skenario agar kliennya saat itu, yakni Setya Novanto, pura-pura gila.

Hal tersebut terungkap dalam persidangan perkara menghalangi penyidikan KPK terhadap kasus korupsi e-KTP oleh terdakwa dokter RS Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (27/4/2018). Setnov dihadirkan sebagai saksi.

Dalam persidangan tersebut, terungkap transkrip percakapan antara Fredrich dengan seseorang bernama Victor yang terjadi pada tanggal 18 Desember 2017.

Pada percakapan itu, Fredrich yang sebenarnya sudah mundur sebagai pengacara Setnov pada 8 Desember 2017, meminta Victor menyiapkan skenario pura-pura gila.

Baca Juga: Gandeng Veronica Tan Jadi Cawapres, Sam Aliano Dinilai Jitu

Begini isi percakapan tersebut:

Fredrcih Yunadi (FY): Bagaimana sekarang?

Viktor (V): Heh, ini saya kan ngeliat itu yang klien itu, pak Fredrich

FY : Siapa?

V: Pak Setnov

Baca Juga: Zulkifli Hasan: Pak Amien Rais dari Dulu Begitu, Nggak Apa-apa

FY: He-eh bagaimana?

V: Itu kan dianggap orang kan bermain-main berpura-pura gitu

FY: iya

V: Kalau mau, ada temen saya, dia jago. Dia jadi selalu sidang itu dibikin gila, dokter periksa dia gila. Ah nanti abis itu cabut lagi dia gilanya

FY: emang bisa?

V :Bisa. Dia di Bangka, di Bangka nih

FY: Ooh

V: He-eh, kemarin itu saya bilang 'Kamu bener yakin?', 'Yakin saya kirim hantu gunung,'. Nanti pas diperiksa gila. Ah ya di Bangka itu buktinya dia bilang. Jadi saya kasihan juga orang udah kayak gitu udah tahan

FY: Iya

V: Terlepas dia salah, tapi kan jangan kita perlakukan orang udah kayak gini

FY: Iya seperti binatang diberlakukan

V: Saya kemanusiaan saja lah, saya ngeliat bukan. Saya lagi cari cari bagaimana masuk ke keluarga dia, kalau bisa, kalau dia mau, kita buktikan

FY: begitu ya?

V: Iya Firman Wijaya

FY: Dia kan, dia gak dia, dia gak deket dia

V: He-eh. Jadi kalau Pak Fredrich kan udah deket tuh

FY: Heh, percuma

V: Kalau mau

FY: Firman, sebenarnya kan tidak diterima itu juga karena kan dia suka, pura-pura kan jadi anak buahnya Maqdir gitu masuknya

V: Oh itu, tapi kenapa dia kenapa mundur?

FY: Saya gak suka sama Maqdir

V: Oh bener. Bener. Belagu dia

FY: Iya. Memang enggak suka saya sama dia. Ya coba nanti saya bicarakan deh

V: Kalau bagus, masuk, kan sidang ini kita kerjain dia

FY: he-eh he-eh

V: jadi saya bilang bisa sembuh lagi enggak. Sembuh. Pokoknya kita setiap sidang kita bikin dia gila

FY: Begitu ya?

V: He eh. Nanti diperiksa dokter pun, dia jadi gila.

FY: Memang bisa.. bisa begitu? Kamu yakin bisa?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI