Suara.com - Ketua Umum Sentral Gerakan Buruh Nasional (SGBN) M Yahya menyatakan, aksi Gerakan Buruh Untuk Rakyat (Gebrak) di Istana pada hari buruh sedunia nanti sebagai bentuk penolakan atas seruan Kementerian Tenaga Kerja.
Pasalnya Kemenaker ingin mengganti perayaan hari buruh sedunia dengan kegiatan yang menyenangkan. Yahya menganggap hari buruh sedunia bukan harus diisi dengan kegiatan yang bersifat hiburan semata. Ia melihat adanya upaya pembelokan makna hari buruh.
"Hiburan, olahraga, memancing yang diserukan pemerintah adalah upaya pembelokan makna bersejarah kemenangan 8 jam kerja, 8 jam sosialisasi dan 8 jam istirahat," katanya saat ditemui di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta pada Jumat (27/4/2018).
Yahya pun menganggap tema May Day is Fun Day yang diciptakan Kemenaker tidak tepat karena tidak merepresentasikan kondisi rakyat yang belum sejahtera.
Baca Juga: Buruh Protes Tak Diizinkan Demo May Day 1 Mei Lewat Bundaran HI
"Kegiatan-kegiatan hiburan akan tepat dilakukan jika kondisi nasib jutaan kaum buruh Indonesia sudah sejatera tanpa eksploitasi dan penindasan," katanya.
Perlu diketahui, 35 organisasi dan LSM yang tergabung dalam Gerakan Buruh untuk Rakyat (Gebrak) akan melakukan aksi unjuk rasa di Istana Negara pada tanggal 1 Mei 2018. Sekitar 150 ribu massa di 18 provinsi akan bersatu di hari buruh sedunia nanti.
Khusus untuk DKI Jakarta, Gebrak akan menurunkan sekitar 30ribu massa dari berbagai organisasi yang tersebar di Jabodetabek yang bergerak mulai dari Bunderan HI hingga Istana Negara.