Tak Ada Pemimpin di Komplotan Penipu Bermodus Jadi Pendeta

Jum'at, 27 April 2018 | 11:52 WIB
Tak Ada Pemimpin di Komplotan Penipu Bermodus Jadi Pendeta
Ilustrasi penipuan perampokan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi penipuan bermodus mengaku pendeta yang dijalani komplotan warga negara Cina ternyata tak memiliki pemimpin. Mereka berbagi tugas untuk bisa melancarkan aksi penipuan dengan berpura-pura bisa menyucikan

"Ya mereka kerjanya sama-sama. Nggak ada pimpinan atau otaknya. Mereka kerja sama, punya peran masing-masing. Hasilnya juga dibagi rata," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Tahan Marpaung saat dihubungi Suara.com, Jumat (27/4/2018).

Menurut Tahan, pata tersangka ini juga tak mengincar calon korban sebagai target penipuan. Kata Tahan, modus pendeta untuk "menyucikan harta" itu hanya dijadikan media agar para tersangka bisa melancarkan aksinya.

"Ya itu (peran pendeta) kan cuma formalitasnya aja. Mereka itu bukan pendeta. Pendetannya kan nggak ada. Cuma ngomong-ngomong doang kan. Kalau orang itu tertarik ya disikat sama mereka. Nggak ada yang punya peran sebagai pendeta," kata dia.

Baca Juga: Korban Pendeta Palsu, Taslim Buka Kotak Ternyata Isi Mi Rebus

Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan enam orang tersangka. Mereka adalah tiga WN Tiongkok: CT, CH dan HSZ. Sisanya tiga warga Indonesia berinisial W, A dan E. Polisi meringkus enam tersangka di Bandung, Jawa Barat pada Senin (23/4/2018).

Kasus ini terungkap setelah polisi mendalami laporan warga bernama Taslim yang menjadi korban penipuan.  Dalam kasus penipuan bermodus pendeta ini, Taslim mengalami kerugian mencapai Rp500 juta.

Atas perbuatannya itu, keenam tersangka dijerat Pasal 378 atau Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI