Foto Hoaks Dirinya di Sisi Ketua PKI DN Aidit, Ini Kata Jokowi

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 25 April 2018 | 20:13 WIB
Foto Hoaks Dirinya di Sisi Ketua PKI DN Aidit, Ini Kata Jokowi
Foto pidato Ketua CC DN Aidit pada masa kampanye Pemilu 1955 dijadikan bahan untuk informasi hoaks mengenai Jokowi di media-media sosial. [Facebook]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprotes foto kampanye Partai Komunis Indonesia jelang Pemilu 1955, yang memuat gambar sosok pria mirip dirinya.

Foto Ketua CC PKI DN  Aidit tengah berpidato dan dijaga oleh seseorang mirip Jokowi tersebut, banyak tersebar di media-media sosial untuk mendiskreditkan sang presiden.

"Lihat gambar ini waktu ketua umum PKI 1955 kampanye untuk pemilu, DN Aidit pidato, saya ada di bawahnya coba, saya lahir saja belum sudah digitu-gitukan," kata Presiden Joko Widodo dalam Musyawarah Nasional (Munas) BKPRMI di Asrama Haji Jakarta, Rabu (25/4/2018).

"Ini fitnah di media sosial sudah lebih dari 4 tahun ini menuduh Presiden Jokowi itu PKI coba, saya lahir tahun 1961 PKI dibubarkan tahun 1965, saya baru umur 3,5 - 4 tahun masa ada PKI balita? Logikanya tidak masuk," ungkap presiden seperti diberitakan Antara.

Baca Juga: Perempuan Disekap dan Dirampok saat Tumpangi Taksi Grab

Presiden menilai bahwa foto itu menyatukan wajah dan tubuh dari dua objek yang berbeda.

"Logikanya tidak masuk, lahir saja belum sudah di bawahnya mimbar, tapi memang mukanya beda, badan saya ditaruh di situ. Anak-anak muda sekarang pintar-pintar," kata Presiden menambahkan.

Ia juga berharap agar BKPRMI melakukan kegiatan yang membangun ketakwaan bukan sebaliknya menyebar fitnah.

"Gambar-gambar seperti ini tidak hanya 1,2,3 apa masih diteruskan cara-cara seperti ini? Apa basis masjid-masjid yang kita miliki membangun ketakwaan, akhlak, iman kita dan bukan justru menyodorkan gambar yang tadi seperti saya sampaikan?" ungkap Presiden.

Presiden juga menegaskan agar energi masyarakat jangan sampai terbuang hanya untuk mengurus fitnah tapi harus difokuskan untuk membangun negara.

Baca Juga: Gatot Sebut Ada Ketua Partai Jadi Capres, Tapi Tak Jadi Presiden

"Saya sampaikan kritik silakan beri masukan, saya selalu terbuka tapi bedakan kritik dengan mencela, kritik dengan fitnah, kritik dengan memaki, itu berbeda, kritik itu berbasis data dan memberikan solusi," tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI