Proyek lintas generasi ini bersifat sederhana namun menyodorkan perspektif gender yang penting. Mengupayakan ruang bagi perempuan penulis muda untuk merespon karya-karya para perempuan penulis terdahulu yang sebagian besar terlupakan, proyek ini berpotensi kontributif terhadap historiografi feminis dan meningkatkan pemahaman serta apresiasi atas karya-karya penulis perempuan. Dengan rekam jejak, jaringan, dan komitmen yang dimiliki Dewi Noviami di ranah sastra Indonesia, kami berharap proyek ini dapat berlanjut ke arah pendokumentasian yang lebih komprehensif serta menjangkau publik yang lebih luas.
Azka Amalina - 1155 Akhir Usia, Buku dan Pameran Fotografi Rp. 20 juta (Fotografi) Kategori Perjalanan.
Ketegangan hubungan antara anak muda dan anggota keluarga yang sepuh adalah isu sosial yang kian mengemuka. Inspirasi karya berangkat dari refleksi atas interaksi penggagas dengan neneknya, 2 perempuan dari generasi yang berbeda. Dukungan proses berkarya melalui forum inkubator diharapkan memampukan pengagas menawarkan cara pandang baru terhadap interaksi antar generasi yang lebih saling memberdayakan.
Saartje Sylvia - 1163 Pentas Kolaborasi Sylvia Saartje Rp. 100 juta (Musik) Kategori Kerjasama/ Kolaborasi.
Salah satu dari sedikit penyanyi rock perempuan yang aktif adalah Sylvia Saartje. Ia melewati berbagai fase naik-turun kehidupan kepenyanyiannya, yang pada suatu masa telah memperkaya sudut pandang tentang hubungan antara kepenyanyian dan keperempuanannya. Untuk merayakan hal tersebut, kami berharap bahwa Sylvia Saartje membuat sebuah pertunjukan yang akan mengetengahkan nyanyian-nyanyian pilihan dari beberapa dasawarsa karirnya, didukung penceritaan berbagai pengalaman dan peristiwa yang ikut mengubah berbagai sudut pandangnya tersebut.
Nikfon Wuny - f-030 Pengembangan Grup Musik Yanger Wanita Rp. 36 juta (Musik) Kategori Akses.
Kelompok musik yanger dari desa Lolori, di Halmahera Barat, ini meneruskan sebuah tradisi yang lebih dikenal sebagai musik di dalam wilayah laki-laki. Yanger, sebagai musik hasil persenyawaan nyanyian setempat dan pengaruh sistem musik diatonis, telah memperkaya khazanah musik populer hibrid di Indonesia. Para perempuan dari suku Sahu di desa Lolori ini, di samping kesibukan mereka mengerjakan pekerjaan sehari-hari, juga meluangkan waktu untuk memelihara keberlangsungan yanger. Dengan peremajaan dan penambahan alat-alat musik yanger, kami harapkan mama-mama di desa Lolori dapat membagi pengetahuan dan keahlian musik yanger mereka kepada anak-anak di desa Lolori dan--apabila memungkinkan--di desa-desa lainnya di Halmahera Barat.