“Saya sering menjadi sasaran olok-olok teman-temannya karena persoalan nama. Selain itu, kasihan juga anak perempuan saya. Dia masih bersekolah, dan seringkali diejek teman-temannya karena nama bapaknya ini,” kata dia.
Lelaki berusia 28 tahun itu menuturkan, sehari-hari ia bekerja sebagai penjaja mi ayam. Selain itu, ia juga menjadi ustaz dan mengajar mengaji anak-anak di lingkungannya.
Karena menjadi ustaz yang notabene diharapkan menjadi teladan warga, maka ia membulatkan tekad mengganti nama pemberitan orang tuanya tersebut.
“Tapi yang paling menguatkan tekat saya adalah putri saya sendiri. Dia sering menangis dan mengurung diri di kamarnya karena malu di ejek. Pernah waktu itu anak saya tak mau sekolah karena terus menerus diejek kentut oleh teman temannya,” katanya.
Baca Juga: Ojek Online Asal Sumatera Juga Ikut Demo di Depan DPR
Dimarah Petugas Kecamatan
Meski namanya sudah tersemat sejak 28 tahun silam, Kentut merasakan benar-benar sakit hati menerima ejekan dari warga pada 2008 lalu.
Pasalnya, perbincangan soal namanya sampai menjadi bahasan petugas di Kecamatan Pinang.
“Pernah satu RW saya diejek oleh orang-orang, dan di kecamatan pernah diomeli karena disangka bercanda menyebut nama saya. Yang tidak akan saya lupa adalah, waktu pengurusan di Disdukcapil semua petugas di sana menertawakan nama saya,” kata Kentut.
Walau kadang harus sakit hati dengan ejekan, Kentut seolah jadi terbiasa. Kentut mengajukan permohonan perubahan nama ke PN Tangerang didampingi pamannya, Rebo (45).
Baca Juga: Ojek Online Demo, Manajemen Gojek: Semoga Berjalan Lancar Ya
Kehadiran paman dan keponakan yang memiliki nama unik ini, praktis membuat pengunjung sidang, tak terkecuali hakim, tersenyum-senyum saat menyidangkan perkara tersebut.