Kisah Keturunan RA Kartini yang Hidup Nelangsa di Jepara

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 22 April 2018 | 18:46 WIB
Kisah Keturunan RA Kartini yang Hidup Nelangsa di Jepara
RA Kartini. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Raden Ajeng Kartini selalu dielu-elukan dan diagung-agungkan terutama setiap 21 April, sebagai sosok yang memperjuangkan emansipasi perempuan Indonesia.

Namun, tak banyak yang tahu bagaimana nasib keturunan RA Kartini yang masih hidup. Keagungan nama Kartini sangat kontras dengan hidup keturunannya yang memprihatinkan.

Dalam laman resmi Pemprov Jawa Tengah yang dikutip Harian Jogja—jaringan Suara.com, Minggu (22/4/2018), disebukan Raden Ajeng Kartini yang lahir di Mayong, Jepara 139 tahun silam, dan merupakan pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Putri bupati Jepara Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat itu, kemudian menikah dengan Bupati Rembang RM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, pada 12 November 1903.

Baca Juga: Ayah Baru Juga Bisa Depresi Pascamelahirkan?

Melalui pernikahan tersebut, RA Kartini dikaruniai putra semata wayang RM Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904.

RM Soesalit menikah dengan wanita Jawa bernama Siti Loewijah, dan dikaruniai seorang putra bernama Boedi Setyo Soesalit.

Cucu tunggal RA Kartini yang menikah dengan Sri Bidjatini dikaruniai lima anak, yakni Kartini, Kartono, Rukmini, Samimum, dan Rachmat. Sejak Boedi Soesalit meninggal pada usia 57 tahun, kehidupan keluarga lima cicit RA Kartini memprihatinkan.

Bupati Jepara Ahmad Marzuki menjelaskan, setelah Boedi Soesalit meninggal dunia, cucu menantu RA Kartini, Sri Bidjatini bersama lima anaknya yang merupakan cicit pejuang perempuan Indonesia, hidup dalam keprihatinan.

Hanya Kartini sebagai cicit tertua yang kondisi ekonominya lumayan, sedangkan lainnya butuh uluran tangan pemerintah sebagai bentuk perhatian kepada keturunan RA Kartini.

Baca Juga: Cara Perempuan Ini Keliling Dunia Bikin Geleng - geleng Kepala

“Hanya yang pertama yang lumayan, sedangkan Kartono mengojek, demikian pula Samimun juga jadi tukang ojek. Sementara Rukmini telah ditinggal suaminya yang bunuh diri akibat terlilit ekonomi, dan Racmat yang menderita autis sudah meninggal,” beber Ahmad Marzuki, saat memberi sambutan pada Resepsi Peringatan Hari Kartini ke-39 Tahun di Pendapa Kabupaten Jepara, Sabtu (21/4/2018).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI