16 Anak Terlibat Terorisme dan Radikalisme Sejak Tahun 2000

Kamis, 19 April 2018 | 17:04 WIB
16 Anak Terlibat Terorisme dan Radikalisme Sejak Tahun 2000
Sebanyak 400 pelajar dari 14 sekolah di Malang beikrar damai dan menangkal hoaks. (suara.com/Sugianto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT) mencatat sepanjang 2000 sampai 2017 sebanyak 16 anak dan remaja terlibat terorisme. Dari total 1.800-an pelaku terorisme di berbagai daerah. Untuk itu, BNPT tengah merancang usaha untuk menangkal terorisme di kalangan remaja dan pelajar.

"Potensi penyebaran paham radikalisme ada di sekolah," kata Direktur Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi (BNPT), Hamli di Malang, Kamis (19/4/2018).

Untuk menangkal radikalisme dan terorisme, sebanyak 400 pelajar dari 14 sekolah di Malang beikrar damai dan menangkal hoaks.

Penelitian Ma'arif Institut menyebutkan guru, Kepala Sekolah dan alumni berpotensi menebarkan bibit radikalisme. Mereka berpotensi menjadi aktor atau ideolog yang membuat doktrin kepada para pelajar.

Baca Juga: Bengkak Kaki Terpidana Terorisme Ba'asyir Dinyatakan Bisa Pulih

Potensi radikalisme, katanya, muncul tak hanya fisik. Bahkan juga bertebaran paham radikalisme di dunia maya melalu media sosial dan internet.
"Ideolog sekarang tak harus bertatap muka untuk mencuci otak dan menebar doktrin," ujarnya.

Terakhir, remaja yang menjadi pelaku aksi bom bunuh diri di kampung Melayu. Hamli juga memutar video testimoni pelaku bom hotel 2009, Nana Maulana. Tampak Nana telah dipengaruhi doktrin sehingga secara sadar melakukan aksi bom bunuh diri.

"Dia baru lulus SMA. Ada seseorang yang mendoktrin untuk melakukan aksi terorisme," katanya.

Untuk itu, BNPT mengantisipasi dengan melakukan gerakan sekolah antiradikalisme. Sekolah ini berlangsung saban bulan di sejumlah sekolah. Para pelajar diajak untuk ikut terlibat kampanye di dunia maya menangkal radikalisme dan terorisme.

Sekolah ini inisiatif dari duta damai dunia maya BNPT. Mereka akan mengikuti pelatihan untuk kampanye menangkal radikalisme dan terorisme dengan ide kreatif. Seperti membuat lagu, meme, grafis dan video yang merawat toleransi dan keberagaman.

Baca Juga: DPR Perpanjang Waktu Pembahasan RUU Terorisme

Salah seorang peserta Maulana mengaku bersyukur bisa ikut sekolah antiradikalisme ini. Lantaran bisa mengetahui dan memilah informasi atau ajaran yang benar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI