Suara.com - PT MRT Jakarta mengakui, masih menyiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengoperasionalisasikan kereta rel listrik dalam program angkutan cepat terpadu Jakarta (mass rapid transit).
Proyek MRT itu sendiri, ditargetkan selesai dan mulai beroperasi pada Maret 2019.
Mega Tarigan, Kepala Divisi Railway Operation PT MRT Jakarta, mengatakan persiapan SDM untuk operasional MRT sudah mencapai 26,95 persen.
“Kami membutuhkan 320 tenaga pelaksana di lapangan. Kekinian, kami masih melakukan pelatihan kepada calon pekerja dengan menggandeng sejumlah institusi dalam dan luar negeri seperti Malaysia,” kata Mega saat konferensi pers di kantor PT MRT Jakarta, Gondangdia, Rabu (18/4/2018).
Baca Juga: Duh! Daus Mini Akui Perempuan Ini Biang Kerok Perceraian Keduanya
Ia menjelaskan, calon-calon tenagaoperasional MRT itu direkrut dari kalangan anak-anak muda yang baru lulus universitas.
Sebab, secara teoritis, Mega mengklaim para pemuda tersebut terbilang cepat memelajari seluk-beluk MRT meski belum memunyai pengalaman bekerja.
Sementara tenaga masinis, Mega menjelaskan pelatihan bakal dilakukan di luar Indonesia. Sebab, fasilitas pelatihan masinis di dalam negeri belum mumpuni.
"Kebetulan negara tetanggga yang paling dekat dan teknologinya mirip itu malaysia. Program pelatihan masinisnya selama 1 setengah bulan," jelasnya.
Sedangkan untuk pelatihan pemeliharaan, Kepala Divisi Pemeliharaan MRT Jakarta Asep memaparkan ada sejumlah institusi dalam negeri yang dijadikan lokasi pembelajaran.
Baca Juga: Ngaku Pensiunan Tentara AS, WN Nigeria Ajak Pacar Menipu Dian
Asep menjelaskan, pihaknya memberikan pelatihan kepada calon tim pemeliharaan melalui cara terjun langsung dengan tim konstruksi.
"Ketika ada pembangunan tentunya ada pengukuran kemudian lainnya maka mereka sudah terlibat sehingga nanti di pemeliharaan mereka tidak lagi ragu mengukur itu," jelasnya.