Suara.com - Republik Demokrasi Rakyat Korea (Utara) dan Republik Korea (Selatan), berencana benar-benar mengakhiri "perang dua Korea" yang secara de facto maupun de jure sudah berlangsung sejak 68 tahun silam.
Kedua Korea, seperti dilansir CNBC, Selasa (17/4/2018), bersepakat mengadakan pertemuan pada Mei 2018, untuk mengakhiri perang tersebut.
Informasi itu kali pertama dipublikasikan surat kabar Munhwa Ilbo. Mereka mengakui mendapatkan informasi itu dari pejabat Korsel yang minta tak disebutkan namanya.
"Menjelang pertemuan antara pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, anggota parlemen kami dan Korut akan merundingkan rincian pernyataan bersama mengenai menyudahi konfrontasi,” tutur pejabat tersebut.
Baca Juga: Keren, Anda Bisa Mengabadikan Hasil Foto USG Bayi di Kuku
Kim Jong Un dan Moon juga diperkirakan mendiskusikan pembubaran dan pengembalian lahan yang kekinian masuk zona demiliterisasi sekaligus batas dua negara.
Pyongyang dan Seoul secara teknis telah berperang sejak tahun 1950. Kali terakhir dentuman meriam perang itu terdengar pada tahun 1953.
Setelahnya, kedua Korea memutuskan menghentikan kontak senjata dalam bentuk perjanjian gencatan senjata, bukan perdamaian.
Ketegangan kedua negara Korea kembali meletup setelah Donald Trump didaulat menjadi Presiden Amerika Serikat.
Bahkan, Trump sempat menggelar latihan militer bersama Korut sejak tahun lalu. Sementara Kim Jong Un menilai, Trump dan AS merecoki upaya unifikasi dua Korea secara damai.
Baca Juga: Petrus Tusuk Ali 6 Kali dengan Pisau Sangkur di Gang Sempit UKI