Suara.com - Ketua DPP PKB, Jazilul Fawaid mengatakan, jika tak masuk koalisi Partai Pendukung Presiden Joko Widodo, PPP akan bubar. Oleh sebab itu, Ketua Umum Partai Ka'bah Romahurmuzie selalu 'menempel' ke Jokowi.
"Pak Romy kan yang saat ini karena nggak ada cara lain kecuali bersama Jokowi. Kalau nggak bubar itu PPP. Bisa bubar itu," kata Jazilul di DPR, Jakarta, Rabu (18/4/2018).
Pernyataan Jazilul itu, menanggapi sikap sinis PPP terhadap deklarasi Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres untuk Jokowi.
Jazilul mengatakan, jauh sebelum PPP bergabung dalam koalisi Joko Widodo, PKB telah lebih dulu ada bersama PDIP, Nasdem dan Hanura. Keempat partai itu, adalah koalisi yang memenangkan Jokowi pada Pilpres 2014 silam.
"Jadi tentu kita flashback dulu yah. Satu-satunya partai yang berbasis Islam dukung Pak Jokowi saat itu hanya PKB dan semua tahu. PPP kan belakangan. Namanya orang belakangan ikut yang di depan kan gitu. Tapi kami menghargai itu," ujar Jazilul.
Bahkan, lanjut dia, yang mengawal agenda-agenda keislaman Jokowi adalah PKB. Hal itu telah ditegaskan Jokowi sendiri dalam forum Munas PKB.
Bukan cuma itu, PKB juga konsisten mengawal jalannya pemerintahan, namun sering dilupakan.
"Sekarang yang mendekat Pak Romy (kr Jokoewi), Itu pun tidak bicara isu-isu keislaman. Hanya selfie-selfie, tidak bicara menangani isu terkait pandangan Islam terhadap negara. Atau tokoh-tokoh Islam sekarang. Setahu saya Pak Romy hanya selfie-selfie bersama presiden," tutur Jazilul.
Anggota Komisi III DPR itu menilai, sejauh ini, PPP belum memberikan kontribusi terhadap pemerintahan Jokowi.
"PPP nggak ada (kontribusi). Kan ada Menag kan disitu. Apa juga yang dia lakukan, saya tidak tahu. Dalam konteks bagaimana menyatukan hubungan antara dalam tanda kutip isu-isu yang dialamatkan ke Pak Jokowi," tutur Jazilul.