Suara.com - Ahmad Musofi (6) hanya mampu terbaring lemah tak berdaya. Bocah asal Kampung Kedayon, RT 07 RW 02, Kelurahan Kemanisan, Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten menderita cerebral palsy atau lumpuh otak.
Solihin (38), orang tua Musofi, mengakui tak bisa berbuat banyak untuk mengobati anaknya ke rumah sakit.
Solihin akhirnya hanya bisa melakukan terapi dengan cara mengubur setengah badan anaknya menggunakan pasir. Solihin sengaja membuat bak pasir dengan cara menggali tanah di depan halaman rumah. Pada bak pasir buatannya itu, Solihin berharap dengan cara mengubur anaknya, dapat melatih otot-otot Musofi yang lemah.
Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Banten menilai pengobatan alternatif yang dilakukan oleh Solihin terhadap Ahmad Musofi tidak memenuhi aturan medis kesehatan. Bak pasir dari galian tanah tersebut malah membuat kaki Musofi mengalami iritasi.
Baca Juga: Pilgub Jabar: Cagub Deddy Mizwar Paling Kaya, Syaikhu Termiskin
“Kalau melihat kondisi lokasi terapi saat ini tidak higienis, mungkin ada kuman dan sebagainya. Ada upaya untuk pengobatan alternatif tapi harus mempertimbangkan kesehatannya, jangan sampai memperburuk kesehatannya,” kata Ketua LPA Banten, Uut Lutfi ditemui di kediaman Solihin di Kampung Kedayon, RT 07 RW 02, Kelurahan Kemanisan, Kecamatan Curug, Kota Serang, Selasa (17/4/2018).
Kondisi bak pasir yang digunakan untuk mengubur kaki Musofi kerap dipenuhi oleh kotoran kucing. Bau tidak sedap tercium dari tumpukkan pasir tersebut.
“Kami mendorong Dinas Sosial Kota Serang untuk memfasilitasi PBI agar bisa mengakses pengobatan gratis,” kata Uut.
Selain itu, kondisi lingkungan rumah Solihin terlihat kumuh. Tidak ada sanitasi yang baik. Bagian depan masih banyak tempat penampungan air yang tidak terawat dan menjadi tempat genangan air. Sementara pada bagian belakang tidak terlihat saluran air pembuangan.
Terhadap pihak Kepala Desa setempat Uut pun mengimbau agar tak bosan memberikan sosialisasi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan warga.
Baca Juga: Istana Kritik Ceramah 'Presiden Bikin Rakyat Miskin' di Masjid
“Bukan tidak mungkin kondisi ini (Musofi) karena ketika ibunya mengandung tidak mendapat gizi yang cukup,” ujarnya.