Suriah Ledek AS: Tuan Trump, Rudal Anda Bodoh dan Tak Akurat

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 17 April 2018 | 15:12 WIB
Suriah Ledek AS: Tuan Trump, Rudal Anda Bodoh dan Tak Akurat
Foto penyerangan udara ke Suriah. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kokohnya pertahanan udara militer Suriah mengejutkan banyak pihak. Sebab, sistem pertahanan udara mereka mampu menahan rudal-rudal yang diluncurkan Amerika Serikat pada Jumat (13/4) pekan lalu.

Dalam serangan agresi itu, AS bersama Inggris dan Prancis meluncurkan ratusan rudal ke sejumlah titik yang mereka klaim sebagai gudang senjata kimia Suriah.

Namun, 71 rudal milik para agresor mampu ditangkis oleh sistem perlindungan udara Suriah, sehingga tak mampu menghancurkan gedung-gedung dan membunuh rakyat mereka.

Hal itu disebut sebagai kesuksesan Suriah,dan menjadi kegagalan AS dan sekutu-sekutunya melancarkan perang tanpa alasan yang jelas.

Baca Juga: Muhammadiyah Tolak Masjid Jadi Tempat Menyebarkan Kebencian

Bahkan, Bouthaina Shaaban, penasihat politik Presiden Suriah Bashar Al Asaad, mencemooh kekuatan militer AS, Inggris, dan Prancis.

"Ini membuktikan bahwa militer Suriah terbilang cerdas. Sebaliknya, serangan agresi itu menunjukkan kebodohan AS dan sekutu-sekutunya. Maaf Trump, rudal-rudal anda bodoh dan tak akurat," tutur Shaaban seperti dilansir laman berita milik Hizbullah Lebanon, Al Mayadeen, Selasa (17/4/2018).

Ia menuturkan, rudal-rudal yang dilepaskan AS justru membuat takut warga sekutu negeri Pakde Sam itu sendiri, yakni Israel.

Sementara rakyat Suriah jutru tampil berani, keluar dari rumah-rumah mereka melihat rudal-rudal AS beterbangan di atas langit.

"Jumat Subuh itu, rakyat kami beramai-ramai keluar rumah. Kami tak berlari ke bunker, tapi berdiri di atap-atap menyaksikan rudal-rudal AS. Sementara warga ISrael dilaporkan justru berlari ke bunker karena ketakutan," tegasnya.

Baca Juga: Bantah Hendropriyono, Haris Sudarno Klaim PKPI Masih Dualisme

Shaaban lantas menepis klaim Menteri Pertahanan AS Jim Mattis, yang mengatakan serangan itu telah meluluh lantakkan banyak instalasi senjata kimia Suriah.

"Mereka dan dunia perlu mengetahui, gedung-gedung yang runtuh akibat rudal AS adalah pusat-pusat penelitian sains kami. Lembaga-lembaga pengetahuan yang meningkatkan kemampuan pemuda mahasiswa kami. Tak ada senjata kimia di Suriah," tuturnya.

“Trump menghancurkan institusi-institusi ini, yang tidak memiliki koneksi untuk memproduksi senjata apa pun. Ini adalah kebohongan perang tentang senjata kimia yang diciptakan Trump.”

Shaaban menjelaskan, satu-satunya keberhasilan serangan AS, Inggris, dan Prancis adalah meningkatkan gairah perlawanan rakyat Suriah terhadap Barat.

"Kami semakin menggebu-gebu untuk melawan penjajahan. Serangan itu adalah awal dari keruntuhan imperium mereka sendiri. Kami, bersama rakyat anti-penjajahan lain di dunia, bertekat menggantikan mereka dengan tata dunia yang manusiawi," tukasnya.

Akhirnya, Shabaan menuturkan dua maksud yang disembunyikan AS dalam serangan agresi tersebut.

"Ada dua hal yang diinginkan Barat dan Zionis. Pertama adalah, melalui serangan itu, mereka berharap tak ada persatuan di negara Arab. Kedua, mereka tak ingin kami mempersenjatai diri dengan sains dan pengetahuan, nilai tertinggi bagi manusia.”

Kegagalan serangan AS, Inggris, dan Prancis, juga turut diakui saintis yang mendukung kaum pemberontak di Suriah.

"Serangan AS itu, hanya untuk menyalamatkan muka mereka sendiri. Serangan mereka justru menguatkan rezim Assad," tudingnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI