Detik-detik Grup Sparkling Pesta Seks Sebelum Ditangkap

Selasa, 17 April 2018 | 13:13 WIB
Detik-detik Grup Sparkling Pesta Seks Sebelum Ditangkap
Penginapan Wringin Anom Inn, Lawang, Kabupaten Malang. (suara.com/Sugiato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penginapan Wringin Anom Inn, Lawang, Kabupaten Malang menjadi tempat terakhir grup seks tukar pasangan suami istri (Swing), Sparkling berpesta seks sebelum ditangkap, Senin (16/4/2018) kemarin. Suara.com mendatangi tempat itu dan menemui pemiliknya.

Totok Wahyu Indiarto, pemilik sekaligus pengelola penginapan bercerita kronologi kelompok seks bertukar pasangan itu berakhir. Dimulai dari pukul 22.30 WIB kemarin.

"Mereka (para pasangan suami istri) masuk sekitar pukul 10.30 malam," cerita Totok di Wringin Anom Inn.

Saat itu, katanya, tiga lelaki check in dalam satu kamar di tengah pergantian shift. Mereka menumpang sebuah mobil MPV. Sesuai prosedur, kamar maksimal hanya dihuni tiga orang dewasa. Mereka membayar Rp 220 ribu per malam, beserta tempat tidur tambahan.

Baca Juga: Penampakan Kamar B4 yang Dipakai Pesta Seks Grup Sparkling

Namun, sebelumnya mereka hilir mudik di depan penginapan sejak pukul 20.00 WIB. Mereka sempat mencari kamar yang dilengkapi ruang pertemuan. Karena tak memiliki kamar yang dimaksud, sehingga kembali.

"Menurut pegawai yang bertugas. Sempat ada sebuah mobil menyusul dan seorang perempuan turun," katanya.

Namun, ia tak curiga karena perempuan itu mengaku warga Singosari dan hanya mengantar tamu menginap.

Setelah kunci diberikan, ketiga orang tersebut memarkir mobil di depan kamar. Kamar berada di bagian depan yang berderet dengan tiga kamar lainnya. Mereka langsung masuk ke dalam kamar.

"Dari luar tak ada gelagat yang mencurigakan. Kamar sepi, jika gaduh penghuni kamar lain pasti protes," katanya. Sekitar pukul 24.00 WIB, sejumlah personil polisi datang dan menggerebek kamar tersebut.

Baca Juga: Tukar Suami Istri di Grup Seks Sparkling Dilakukan Tanpa Membayar

Saat menggerebek, polisi sempat menyita alat komunikasi para pegawai. Mereka, katanya, hanya mengamati penggrebekan dari luar. Tak tahu proses penggrebekan. "Semua terekam di CCTV ada 24 kamera di sini," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI