"Sistem penanggalan Sunda justru edukatif dan berbasis teknologi. Sesepuh kita sudah tinggi kalau menyangkut teknologi. Bisa digunakan untuk melihat masa lalu dan memprediksi masa depan, bukan ramalan, tapi ada teknologinya," katanya.
Sementara itu, Panitia Konvensi Nasional Setiajaya Satria Rassidy mengatakan kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Bidakara Savoy Homann ini akan membahas revitalisasi nilai-nilai sejarah dan budaya dalam makna kebangsaan.
"Jadi kami akan mengambil momentum peringatan ke-63 tahun KAA untuk menjadikan kehidupan bernegara dan berbangsa yang lebih cerdas dan berbudaya," katanya.
Setiajaya mengatakan konvensi yang dibagi dalam tiga bagian ini akan dihadiri oleh 25 narasumber, yang terdiri atas sejumlah guru besar perguruan tinggi, akademisi, budayawan, ahli sejarah, sampai ahli astronomi.
Selain itu, berbagai bahasan budaya dan sejarah diarahkan kepada semangat kebangsaan dan juga akan dibahas juga peran Kalender Saka Sunda dalam perhitungan astronomi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. (Antara)